Polda Jabar: Kasus Denny Siregar Ditangani Polda Metro Sejak 2021
Semua tahapan kasus Denny disebut sudah dilalui sesuai aturan hukum.
REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Pananganan kasus ujaran kebencian yang diduga dilakukan oleh Denny Siregar kepada santri di Tasikmalaya kembali menjadi perhatian publik. Pasalnya, penanganan kasus itu terkesan lama. Padahal, kasus itu dilaporkan pada Juli 2020 ke Polres Tasikmalaya Kota. Maysrakat pun membandingkannya dengan penanganan kasus Habib Bahar bin Smith.
Kepada Bidang (Kabid) Hubungan Masyarakat (Humas) Polda Jabar, Kombes Pol Ibrahim Tompo mengatakan, kasus itu sudah dilimpahkan ke Polda Metro Jaya sejak pertengahan 2021. Salah satu pertimbangan pelimpahan kasus itu adalah karena banyak tempat kejadian perkara (TKP) di wilayah hukum Polda Metro Jaya.
"Jadi kami sudah tidak menangani lagi. Terakhir di Polda Jabar masih lidik," kata dia saat dihubungi Republika.co.id, Rabu (5/1).
Berdasarkan catatan Republika.co.id, kasus itu dilaporkan oleh ustaz Ahmad Ruslan Abdul Gani, Pimpinan Pondok Pesantren Tahfidz Quran Daarul Ilmi Tasikmalaya, 2 Juli 2020 ke Polres Tasikmalaya Kota. Namun, pada 7 Agustus 2020, kasus itu dilimpahkan ke Polda Jabar lantaran locus delicti kasus tersebut dilakukan di Bogor.
Kasus dugaan ujaran kebencian itu bermula dari tulisan singkat Denny Siregar melalui akun Facebook miliknya. Denny Siregar menulis tulisan dengan judul "ADEK2KU CALON TERORIS YG ABANG SAYANG" disertai unggahan foto santri yang memakai atribut tauhid. Belakangan diketahui, foto itu menampilkan santri Pesantren Tahfidz Quran Daarul Ilmi Tasikmalaya yang sedang membaca Alquran saat aksi 313 di Jakarta pada 2017 silam.
Kenapa penangannya lama?...
Ihwal penanganan yang dinilai lama, Ibrahim mengatakan, seluruh proses penanganan kasus pidana harus melalui tahapan yang prosedural sesuai dengan aturan perundang-undangan. Agar seluruh unsur dalam kasus itu dapat terpenuhi, penanganannya harus menempuh tahapan penyelidikan, pemeriksaan saksi, saksi ahli, barang bukti, hingga penetapan tersangka.
"Itu semua dilengkapi. Begitu juga untuk kasus DS. Semua tahapan tersebut sudah dilalui sesuai aturan hukum. Jadi kalau dipikir, ini sama seperti kasus lain. Berjalan normal," kata dia.
Sebelumnya, ustaz Ruslan mengaku kecewa karena penanganan kasus Denny Siregar oleh kepolisian tidak jelas. Padahal, ia sudah melaporkan kasus itu sejak 1,5 tahun silam.
"Pertama, sebagai pelapor, saya kecewa dengan kasus Denny Siregar yang tidak diproses, bahkan tidak ada kabar dari Polda," kata dia, saat dihubungi Republika.co.id, Ahad (2/12).
Ia mengaku, terakhir kali mendapat kabar dari kepolisian, kasus itu telah dilimpahkan ke Mabes Polri. Namun, menurut dia, hingga saat ini tak ada laporan terkait perkembangan kasus itu.
"Terakhir dapat dari Polda (Jabar). Biasanya kan ada surat perkembangan penyelidikan," kata dia.