Ini Masa Paling Menular Saat Terkena Covid-19

Waspadai masa-masa paling menular Covid-19.

Prayogi/Republika.
Tes usap PCR. Berdasarkan studi, transmisi Covid-19 paling sering terjadi sekitar satu atau dua sebelum gejala pertama muncul dan hari kedua hingga ketiga setelah gejala muncul.
Rep: Adysha Citra Ramadani Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Studi terbaru berhasil mengungkapkan masa-masa paling menular ketika seseorang terkena Covid-19. Masa paling menular ini ternyata sudah berlangsung sejak sebelum gejala muncul.

Berdasarkan studi, transmisi Covid-19 paling sering terjadi pada dua masa. Yang pertama adalah sekitar satu atau dua sebelum gejala pertama muncul, dan yang kedua adalah pada hari kedua hingga ketiga setelah gejala muncul.

Komisioner Departemen Kesehatan Publik Chicago dr Allison Arwady mengatakan saat ini gejala muncul lebih cepat setelah seseorang terinfeksi. Artinya, masa paling menular juga menjadi lebih singkat.

"Banyak orang membutuhkan waktu lebih singkat untuk pulih, karena ada lebih banyak orang yang sudah divaksinasi," ujar dr Arwady, seperti dilansir The Sun, Rabu (5/1/2022).

Di samping itu, data dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC)  juga menemukan bahwa risiko transmisi tampak menurun drastis setelah hari ketujuh terinfeksi. Risiko penularan akan semakin rendah bila dikombinasikan dengan kepatuhan masyarakat dalam menggunakan masker.

Pasien Covid-19 yang tak bergejala juga tetap bisa menularkan penyakitnya. Menurut panduan CDC, individu tak bergejala ini dinilai paling sering menularkan sekitar dua hari sebelum mendapatkan hasil tes Covid-19 positif.

CDC merekomendasikan agar orang yang terpapar Covid-19 menunggu sekitar lima hari untuk melakukan tes Covid-19. Tes juga bisa dilakukan sesaat setelah gejala-gejala Covid-19 muncul.

Baca Juga


Saat ini, gejala umum Covid-19 masih berupa batuk, demam, dan kehilangan indra penciuman serta perasa. Akan tetapi, CDC juga menyoroti beberapa gejala lain dari dari Covid-19 berupa warna pucat, abu-abu, atau biru pada kulti, bibir, atau dasar kuku.

Beda gejala infeksi varian omicron dan delta. - (Republika)

"Bila gejala terjadi, individu perlu segera mengisolasi diri sampai hasil tes negatif mengonfirmasi bahwa gejala tersebut tak berkaitan dengan Covid-19," jelas panduan CDC.

Protokol kesehatan seperti penggunaan masker tak hanya berlaku bagi individu yang belum terkena Covid-19 atau belum vaksinasi. Individu yang sudah memiliki kekebalan tetap perlu menerapkan protokol kesehatan ini. Karena, imunitas yang terbentuk dari riwayat infeksi alami atau vaksinasi tidak bertahan selamanya.

Di tengah kemunculan varian omicron yang lebih mudah menular, vaksinasi sangat dianjurkan. Bila memungkinkan, pemberian booster atau dosis ketiga vaksin Covid-19 juga sebaiknya dilakukan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler