WHO Tetap Sarankan Karantina 14 Hari Bagi Orang Positif Covid-19

WHO sebut aturan masa karantina harus disesuaikan dengan kondisi tiap negara.

Republika/Thoudy Badai
Tes usap PCR. WHO tetap merekomendasikan masa karantina 14 hari bagi orang yang positif Covid-19 meskipun rata-rata orang sembuh dalam waktu lima hingga tujuh hari setelah timbul gejala.
Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tetap menyarankan karantina 14 hari bagi orang yang positif Covid-19. Rekomendasi itu muncul meski mayoritas penderita Covid-19 sembuh dalam waktu lima hingga tujuh hari setelah muncul gejala.

Baca Juga


Menurut Abdi Mahamud dari Tim Dukungan Manajemen Insiden Covid-19 WHO, tiap negara harus membuat keputusan tentang lamanya masa karantina berdasarkan kondisi masing-masing. Di negara dengan jumlah infeksi yang rendah, masa karantina yang lebih lama dapat membantu menjaga jumlah kasus serendah mungkin.

Akan tetapi, di negara dengan kasus yang sangat rendah, karantina yang lebih singkat mungkin dibenarkan supaya perekonomian negara-negara tetap berjalan. Mahamud mengatakan bahwa ada kemungkinan untuk terinfeksi flu dan Covid-19.

"Tetapi, karena keduanya adalah virus berbeda yang menyerang tubuh dengan cara yang berbeda, ada "risiko kecil" keduanya menyatu membentuk virus baru," ungkap pejabat WHO itu dalam konferensi pers, Selasa (4/1/2022).

Menurut WHO, sampai 29 Desember 2021 sekitar 128 negara melaporkan kasus omicron. Di Afrika Selatan, yang mengalami lonjakan tajam kasus diikuti oleh penurunan yang relatif cepat dan tingkat rawat inap serta kematian masih rendah. Akan tetapi, Mahamud mengingatkan bahwa situasi di setiap negara akan berbeda-beda.

"Walaupun kabar baiknya studi terbaru menunjukkan fakta bahwa varian omicron lebih memengaruhi sistem pernapasan bagian atas daripada paru-paru, seseorang yang berisiko tinggi dan tidak divaksinasi masih berpotensi sakit parah akibat varian tersebut," jelasnya.

Beda gejala infeksi varian omicron dan delta. - (Republika)

Mahamud menuturkan, omicron dapat menggeser varian lain dalam hitungan pekan, terutama di daerah yang memiliki sejumlah besar orang rentan, apalagi yang tidak divaksin. Di Denmark, menurutnya, perlu dua pekan untuk melipatgandakan kasus varian alpha, sementara omicron hanya butuh dua hari.

"Dunia belum pernah menyaksikan penularan virus seperti itu," katanya.

Kelompok Ahli Penasihat Strategi (SAGE) imunisasi WHO akan mengelar pertemuan pada 19 Januari untuk meninjau situasi tersebut. Topik yang akan dibahas di antaranya ialah waktu booster, kombinasi vaksin, dan komposisi vaksin ke depannya.

sumber : Antara, Xinhua
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler