Dorong Kesetaraan Gender dan Kontribusi Perempuan, KBI Bentuk Srikandi BUMN
Saat ini KBI memiliki 52 karyawan dan 30 persen di antaranya adalah perempuan mileni
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Kliring Berjangka Indonesia (Persero) secara resmi meluncurkan Srikandi BUMN-nya. Pembentukan komunitas perempuan KBI yang bernama Arkadewi ini, merupakan upaya KBI untuk mendorong kontribusi perempuan dan kesetaraan gender.
“Selain itu, adanya komunitas ini adalah dalam rangka mendukung perempuan untuk berkarya dan berprestasi di BUMN, yang dapat saling mendukung, membangun kapabilitas, serta mampu beradaptasi serta menjaga keseimbangan perannya,” demikian disampaikan Fajar Wibhiyadi, direktur utama PT Kliring Berjangka Indonesia (Persero), di sela-sela peluncuran Arkadewi, Jumat (31/12).
Fuji Dwi Nur Fitri, ketua Arkadewi KBI mengatakan, untuk mendukung kontribusi perempuan dan kesetaraan gender tersebut, beberapa misi akan dijalankan Arkadewi. Rencana itu meliputi, pertama, mengembangkan jiwa kepemimpinan perempuan KBI agar menjadi insan yang profesional, militan dan mandiri. Kedua, meningkatkan kompetensi, jiwa inovasi, dan digital mindset dalam menghadapi industri 4.0.
“Ketiga, mendukung program srikandi BUMN dalam mewujudkan kesetaraan gender dan kesetaraan pengembangan karir di lingkup perusahaan dan BUMN pada umumnya,” kata Fuji Dwi seperti dikutip dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Kamis (6/1).
Fajar Wibhiyadi menambahkan, pembentukan Arkadewi di KBI ini merupakan langkah nyata KBI dalam mengikuti arahan Menteri BUMN Erick Tohir tentang pembentukan srikandi BUMN. Selain itu, dengan adanya Srikandi BUMN di KBI ini juga dalam upaya untuk pencapaian Sustainable Development Goals khususnya di tujuan ke 5, yaitu untuk mencapai kesetaraan gender dan memberdayakan semua perempuan dan anak perempuan.
“Adapun dalam tujuan ke-5 ini, akan dipastikan bahwa semua perempuan dapat berpartisipasi penuh dan mendapat kesempatan yang sama untuk kepemimpinan pada semua level pengambilan keputusan dalam kehidupan politik, ekonomi dan publik,” ujarnya.
Upaya yang dilakukan KBI ini, kata Fajar, sejalan dengan program pemerintah terkait kesetaraan gender. Beberapa waktu lalu, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) I Gusti Ayu Bintang Puspayoga menyebut bahwa tingkat kesetaraan gender di Indonesia masih rendah. Data dari dari indeks kesetaraan gender yang dirilis Badan Program Pembangunan PBB (UNDP) pun menyebutkan Indonesia berada pada peringkat 103 dari 162 negara, atau terendah ketiga se-ASEAN.
Saat ini KBI memiliki 52 karyawan dan 30 persen di antaranya adalah perempuan milenial. Bahkan salah satu dari lima kepala divisi di KBI adalah perempuan. “Adanya perempuan dalam jajaran kepada divisi di KBI ini sejalan dengan upaya Kementerian BUMN dalam meningkatkan keterwakilan perempuan di jajaran BoC, BoD dan BoD-1 BUMN, yaitu dengan target 15 persen di tahun 2021 dan mencapai 25 persen pada tahun 2023,” paparnya.
Fajar menambahkan, “Terkait pemberdayaan karyawan perempuan ini, ke depan KBI akan terus menjalankan program-program yang ada, tentunya dalam kaitan dengan pengembangan sumber daya manusia yang ada. Dalam hal pengembangan, secara berkala KBI memberikan beasiswa S2 yang juga diberikan kepada karyawan perempuan.”
Selain itu, kata Fajar, KBI juga akan terus mendorong dan memberikan kesempatan kepada karyawan perempuan untuk memegang jabatan hingga berada di tingkat kepala divisi. “Dengan terbentuknya Arkadewi yang merupakan wadah Srikandi BUMN di KBI ini, ke depan para srikandi KBI akan menjadi perempuan yang professional, kompeten dan mandiri untuk mendukung tercapainya tujuan korporasi, serta tentunya bisa memberikan kontribusi positif untuk masyarakat serta negara,” ungkap Fajar Wibhiyadi.