Sahabi, Pohon yang Tunduk pada Nabi Muhammad

Pohon Sahabi masih tumbuh subur sejak pertama kali bertemu Rasul.

Pohon Sahabi: Sahabi, Pohon yang Tunduk pada Nabi Muhammad
Rep: desy dwi Red: Retizen

Menjadi nabi terakhir yang paling diyakini oleh seluruh umat islam, Nabi Muhammad SAW merupakan nabi pilihan Allah tak hanya dicintai oleh manusia tetapi juga makhluk lain. Ialah pohon Sahabi, pohon yang tunduk kepada Rasulullah ketika tengah mengikuti pamannya, Abu Thalib berdagang ke Syam atau Suriah.


Pada saat itu, Rasulullah masih berusia 12 tahun. Ia yang saat itu mengikuti sang paman untuk berdagang bersama rombongan Quraisy, bertemu dengan seorang biarawan bernama Bahira. Meski memiliki kepercayaan yang berbeda, tetapi Bahira percaya dan mengakui kenabian dari Rasulullah SAW.

Bahira mempercayai bahwa kelak Rasulullah akan menjadi nabi adalah ketika ia melihat bahwa pohon pun tunduk kepadanya. Selain itu, ia juga melihat awan yang selalu melindungi nabi dan mengikuti ke mana sang nabi pergi. Seolah-olah semua makhluk yang ada di bumi ini patuh dan menghormati kenabiannya sedari kecil.

Sebelum rombongan Abu Thalib datang, ia sudah mengetahui bahwa akan ada utusan Allah yang datang. Lantas, ketika rombongan Abu Thalib datang, ia pun memerhatikan setiap tamu yang ada dan mencocokkan dengan apa yang telah dituliskan dalam Al-Kitab. Namun, dari sekian tamu yang ada, ia tak mendapati satu pun pada tamunya.

Ternyata, Bahira salah sangka. Perhatiannya menuju pada seorang anak kecil yang tak diperkenankan masuk ke rumah Bahira dan diminta untuk menjaga unta, ialah Nabi Muhammad SAW. Saat itu, Bahira pun mengajak Rasulullah untuk istirahat bersama rombongan lainnya dan menyantap hidangan yang telah disajikannya.

Bahira yang saat itu menjamu sang nabi dan pamannya dengan menyuguhkan berbagai macam makanan dan minuman, menitipkan pesan pada Abu Thalib di saat perpisahan mereka. Bahira berpesan agar Abu Thalib selalu menjaga ponakannya tersebut, karena Rasulullah kelak akan dipertemukan dengan berbagai macam hal yang mengancam keselamatannya.

Apa yang dirasakan oleh sang pendeta Bahira pun ternyata benar adanya. Rasulullah menjadi nabi terakhir yang diutus oleh Allah di usia 40 tahun. Bahkan, selepas pertemuan Bahira dengan nabi pun pohon Sahabi kokoh berdiri di Yordania dan masih besar, subur juga rimbun, sama seperti pertama kali nabi menyambangi pohon tersebut.

Ditemukan oleh Pangeran Ghazi bin Muhammad yang baru saja menyelesaikan kuliahnya di Universitas Cambridge, sebelumnya sang pangeran pun telah mempelajari tentang pohon di masa Raja Abdullah I. Saat itu ia mendapatkan pengetahuan bahwa terdapat sebuah pohon yang terletak di wilayah Safawi Provinsi Zarqa, yang menjadi saksi pertemuan antara Nabi Muhammad dengan biarawan Bahira.

Meski telah 14 abad berlalu, pohon yang terletak 150 km dari kota Amman ini tak pernah layu meskipun di daerah gurun yang tandus. Pohon inipun tak sendirian, ia ditemani oleh pohon kecil di sebelahnya yang juga memikat perhatian banyak mata. Namun, keberadaannya saat ini telah dilindungi dengan diberikan pagar oleh pemerintah setempat.

Kini, pohon Sahabi pun kerap disambangi oleh berbagai umat muslim dari penjuru dunia manapun. Bagaimana tidak, para kaum muslimin juga ingin melihat bagaimana dahsyatnya mukjizat Allah yang masih menghidupkan sang pohon, walaupun berada di daerah yang tandus.

Bagi yang belum bisa menyaksikan keberadaan Pohon Sahabi, dapat membaca terlebih dahulu kisah bersejarah yang ditulis dalam tiga manuskrip kuno. Manuskrip ini sendiri ditulis oleh Ibnu Hisham, Muhammad Ibn Jarir Al-Tabari, dan Ibn Sa’d Al-Baghdadi.

sumber : https://retizen.id/posts/27477/sahabi-pohon-yang-tunduk-pada-nabi-muhammad
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Disclaimer: Retizen bermakna Republika Netizen. Retizen adalah wadah bagi pembaca Republika.co.id untuk berkumpul dan berbagi informasi mengenai beragam hal. Republika melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda baik dalam dalam bentuk video, tulisan, maupun foto. Video, tulisan, dan foto yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim. Silakan kirimkan video, tulisan dan foto ke retizen@rol.republika.co.id.
Berita Terpopuler