Legenda Kuliner Jadah Tempe Yogyakarta Mbah Carik Tutup Usia
Jenazah Sudimah atau Mbah Carik dimakamkan sekitar pukul 12.04 WIB.
REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Salah satu legenda kuliner, Sudimah Wiro Sartono atau yang dikenal pula sebagai Mbah Carik, berpulang pada Selasa (11/1) petang. Sudimah meninggal di kediaman di Kaliurang Selatan, Kalurahan Hargobinangun, Kapanewon Pakem, Kabupaten Sleman, DIY.
Sudimah merupakan pengusaha kuliner yang menjadi generasi kedua pembuat jadah tempe, yang sampai hari ini populer sebagai kudapan khas Kaliurang. Sudimah yang diketahui sudah cukup lama sakit (karena usia) tutup usia pada usia 92 tahun. "Karena sepuh sudah ya 92 tahun, sudah lama sakit-sakitan," kata Lurah Hargobinangun, Amin Sarjito, Rabu (12/1).
Rumah duka dipenuhi pelayat yang selama ini tidak cuma akrab dengan kudapan jadah tempe, tapi juga mengenal sosok legendaris dari Mbah Carik. Sekitar 11.47 WIB, jenazah diberangkatkan dari kediaman menuju Makam Mayang Sekar. "Semoga tenang ya Mbah," ujar Nita, salah seorang pegawai bank yang turut melayat ke rumah duka bersama rekan-rekan kantornya.
Pelayat lain, Heru, bahkan datang bersama anak dan istrinya. Ia mengungkapkan, sejak muda sudah sangat akrab dengan kudapan jadah tempe. Ia berharap, usaha yang ada dapat terus berlanjut baik oleh anak-anak Mbah Carok maupun masyarakat Yogyakarta. "Karena sudah jadi kuliner khas Yogyakarta, harus terus dilestarikan," kata Heru.
Bersama keluarga, turut mendampingi masyarakat sekitaran Sleman yang ingin mengantarkan Mbah Carik menuju tempat peristirahatan terakhir. Setelah kumandang azan Zuhur, jenazah Sudimah atau Mbah Carik dimakamkan sekitar pukul 12.04 WIB.
Jadah tempe sendiri selama ini dikenal sebagai kudapan tradisional khas dari Kaliurang yang terdiri dari ketan dan biasanya diapit tempe bacem. Jadah tempe dicetuskan pengusaha kuliner legendaris bernama Sastro Dinomo atau Mbah Carik.
Sastro, sejak 1950-an, sebagai pelaku kuliner dikenal memang memiliki kegemaran mengolah makanan berbahan dasar ketan. Setelah itu, usaha jadah tempe miliknya yang sukses diwariskan kepada Sudimah, yang turut mewarisi sapaan Mbah Carik.
Selain warga, penggemar jadah tempat datang dari berbagai kalangan, termasuk Sri Sultan Hamengku Buwono IX. Hari ini, jadah tempe sudah melahirkan banyak toko-toko sekitar Kaliurang, bahkan jadi kuliner yang dicari wisatawan di Yogyakarta.