Digadang Berkhasiat, Suplemen Herbal Populer Malah Berpotensi Merusak Hati
Meski terbuat dari tumbuhan, suplemen herbal tak selalu aman untuk dikonsumsi.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ekstrak teh hijau merupakan salah satu suplemen herbal yang saat ini mendulang popularitas. Meski digadang dapat memberikan beragam manfaat kesehatan, suplemen herbal ini ternyata bisa memicu kerusakan lever alias organ hati.
Menurut LiverTox, teh hijau pada dasarnya merupakan minuman yang populer dan banyak dikonsumsi. Sementara itu, ekstrak teh hijau kerap digunakan dalam banyak suplemen herbal.
"Ekstrak teh hijau dan, meski jarang, konsumsi teh hijau dalam jumlah besar tampak terlibat dalam cedera hati akut yang tampak secara klinis, termasuk gagal hati akut dan kasus yang membutuhkan transplantasi hati daruray atau kematian (akibat kerusakan hati)," jelas LiverTox, seperti dilansir Express, Rabu (12/1/2022).
Pernyataan ini sejalan dengan temuan dalam studi yang dipublikasikan dalam Medical Journal of Australia. Studi ini menemukan bahwa obat herbal dapat menyebabkan kerusakan hati.
Bahkan, dalam studi pada jurnal Hepatology 2017, estrak teh hijau termasuk ke dalam tiga produk tersering yang menyebabkan cedera lever. Dampak merugikan ekstrak teh hijau pada hati dinilai berkaitan dengan kandungan antioksidan alami yang bernama katekin.
Sebenarnya, katekin yang ada di dalam produk teh hijau seduh aman untuk dikonsumsi. Akan tetapi, katekin yang terdapat di dalam suplemen atau ekstrak teh hijau bisa membahayakan karena kadarnya yang sangat tinggi.
Studi pada 2016 yang dilakukan peneliti Norwegia misalnya, menemukan adanya senyawa aktif katekin atau Epigalokatekin Galat (EGCG) yang sangat tinggi di dalam suplemen teh hijau. Peneliti menekankan bahwa suplemen yang mengandung EGCG lebih dari 800 mg dapat meningkatkan kemungkinan kerusakan hati.
"Teh dan suplemen herbal pasti bisa menyebabkan cedera hati dan bahkan gagal hati, kami menyebutnya cedera hati yang dipicu herbal," ungkap asisten profesor dari divisi penyakit hati di Icahn School of Medicine, Mount Sinai, Tatyana Kushner.
Kerusakan hati yang terjadi bisa bersifat akut atau jangka pendek, namun bisa juga menjadi masalah kronis atau jangka panjang. Hal ini akan bergantung pada jenis herbal yang digunakan.
Oleh karena itu, masyarakat diharapkan berdiskusi terlebih dahulu dengan dokter sebelum memutuskan untuk mengonsumsi suplemen atau obat herbal. Tim peneliti juga menilai perlu adanya regulasi yang lebih kuat mengenai suplemen herbal. Kushner juga mengimbau masyarakat untuk tidak menggunakan suplemen herbal yang memiliki daftar bahan herbal yang panjang.
"Penting untuk mengetahui bahwa banyak jenis herbal yang bisa menyebabkan cedera hati dengan cara yang tak dapat diprediksi, sebagai contoh, suplemen herbal penurun berat badan telah menyebabkan cedera hati pada banyak orang," ujar Kushner.
Hati merupakan organ yang berperan dalam memecah obat di dalam tubuh. Hati juga bekerja untuk memproduksi asam empedu yang membuang limbah atau zat sisa keluar tubuh.
Suplemen bisa merusak organ hati dengan cara membentuk metabolit beracun. Metabolit ini bisa merusak sel-sel hati dan membuat hati tak dapat berfungsi optimal.
"Herbal bisa menjadi sumber racun yang sangat kuat, dan faktanya, banyak obat yang berasal dari tanaman itu beracun," kata tim peneliti.