Pakar Ingatkan Bijak Konsumsi Suplemen Vitamin

Sumber vitamin terbaik adalah dari makanan utuh, bukan suplemen.

picpedia.org
Sumber vitamin terbaik adalah dari makanan utuh, bukan suplemen.
Red: Nora Azizah

REPUBLIKA.CO.ID, 

Baca Juga


Oleh: Adysha Citra Ramadani

Mengonsumsi vitamin atau suplemen sering kali diklaim menyehatkan. Padahal, tidak sepenuhnya demikian.

Studi Annals of Internal Medicine oleh peneliti Johns Hopkins mengungkapkan bahwa konsumsi multivitamin tidak menurunkan risiko penyakit jantung, kanker, penurunan kognitif, atau kematian dini. Selain itu, peneliti juga mengungkapkan bahwa suplemen vitamin C dan beta-karoten tampak membahayakan bila dalam dosis tinggi.

Berdasarkan studi ini, tim peneliti mengungkapkan bahwa konsumsi multivitamin tak perlu dijadikan sebagai bagian dari rutinitas kesehatan sehari-hari. Banyak ahli gizi yang juga setuju dengan pendapat ini.

"Seseorang yang sehat secara umum kemungkinan besar tidak butuh (mengonsumsi) multivitamin," jelas ahli gizi Danielle Gaffen MS RDN, seperti dilansir EatThis.

Beberapa kelompok orang mungkin memang membutuhkan konsumsi multivitamin. Misalnya, orang-orang yang menjalani diet restriksi, memiliki alergi makanan, atau memiliki masalah kesehatan yang menghambat penyerapan makanan.

"(Di luar kelompok tersebut) saya katakan kepada mereka untuk mendapatkan asupan vitamin dari makanan utuh dulu," pungkas Gaffen.

Dokter dari Seattle Children's Hospital dan University of Washington, Ilene Ruhoy, MD, PhD, juga mengungkapkan hal yang senada. Bila perlu mengonsumsi suplemen, Ruhoy mengatakan, lebih baik memilih vitamin yang spesifik sesuai kebutuhan dibandingkan multivitamin yang dirancang untuk kondisi "satu untuk semua".

"Konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan panduan tentang penggunaan suplemen," tambah Gaffen.

Terkait konsumsi suplemen multivitamin, ahli mengungkapkan setidaknya ada risiko yang akan terjadi apabila mengonsumsinya secara tidak benar. Dalam multivitamin ada beragam jenis vitamin yang tak biasa muncul secara bersamaan dalam konsentrasi tinggi. Hal ini berpotensi dapat menyebabkan overdosis terhadap multivitamin tertentu.

Bila yang kelebihan adalah vitamin A, beberapa keluhan yang mungkin muncul adalah gangguan penglihatan, nafsu makan buruk, rambut rontok, sensitif terhadap cahaya matahari, dan sakit kepala. Sedangkan overdosis vitamin D dapat menyebabkan kelelahan, lemas, mual, rasa kantuk, dan kehilangan nafsu makan.

Konsumsi vitamin E setiap hari tanpa adanya kondisi defisiensi vitamin E juga dapat menyebabkan pengenceran darah. Kondisi ini dapat memicu terjadinya masalah pembekuan darah dan perdarahan.

"Penting untuk selalu melakukan tes darah untuk menentukan vitamin dan suplemen apa yang (dapat dikonsumsi) untuk memberikan Anda manfaat, dan (vitamin) apa yang bisa Anda cukupi melalui pola makan," tukas ahli gizi Abbey Sharp RD.

Kebiasaan mengonsumsi multivitamin setiap hari dapat memunculkan anggapan bahwa pola makan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan asupan vitamin. Padahal, makanan utuh merupakan sumber terbaik untuk memenuhi berbagai kebutuhan gizi.

 

Sebagian besar orang juga sebenarnya tidak membutuhkan suplemen multivitamin. Bila sudah mengonsumsi pola makan yang sehat dan seimbang, konsumsi suplemen multivitamin hanya memberikan sedikit manfaat. Selain itu, vitamin yang berasal dari maknaan cenderung lebih mudah diterima oleh tubuh. Vitamin dari makanan memiliki bioavailable yang lebih besar.

Fungsi dari suplemen nutrisi adalah untuk mengisi kekurangan dari pola makan. Akan tetapi, suplemen tak bisa dianggap sebagai pengganti dari pola makan yang kurang baik. Alasannya, makanan utuh mengandung banyak senyawa penting yang dibutuhkan oleh tubuh.

"Bila kita mencoba memenuhi sebagian besar kebutuhan itu dari suplemen, kita bisa kehilangan banyak komponen penting lain dari pola makan yang dibutuhkan untuk kesehatan optimal," timpal ahli gizi Dr Jinan Banna PhD RD.

Multivitamin generik seringkali mengandung vitamin dalam dosus yang kurang mencukupi, misalnya vitamin D. Sebagian besar orang mengalami kekurangan vitamin D, akan tetapi standar 400 IU vitamin D dalam multivitamin tak cukup untuk menutupi kekurangan tersebut.

Orang-orang yang mengonsumsi obat tertentu bisa mengalami efek samping yang tak diinginkan bila asal mengonsumsi suplemen multivitamin. ORang yang mengonsumsi obat antikoagulan Warfarin misalnya, perlu berhati-hati terhadap suplemen yang mengandung vitamin K. Kandungan ini dapat mengganggu kerja obat.

Penasehat kesehatan HealthCareers Nikola Djordjevic MD menyarankan orang-orang untuk lebih selektif bila memang ingin mengonsumsi suplemen multivitamin. Upayakan untuk membeli suplemen multivitamin dengan bahan alami dan memiliki harga yang cukup mahal. Djordjevic mengatakan multivitamin dengan sumber yang murah kerap memicu gangguan pencernaan dan bahkan bisa tidak tercerna sebagian di feses.

Pakar juga menyebutkan, ada beberapa obat dan penyakit tertentu yang dapat terganggu oleh konsumsi multivitamin. Pada orang dengan masalah ginjal misalnya, tubuhnya akan lebih sulit untuk bisa mengeliminasi zat gizi.

Sebagian besar orang juga sebenarnya tidak membutuhkan suplemen multivitamin. Bila sudah

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler