Setelah Terinfeksi Covid-19, Seorang Pria Mengaku Kemaluannya Menyusut
Pria berusia 30-an tersebut juga mengaku alami disfungsi ereksi.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pria tanpa nama berusia sekitar 30-an terpapar Covid 19 dan dirawat di rumah sakit pada 19 Juli lalu. Ia mengaku, penyakit itu membuat penisnya mengecil dan disfungsi ereksi.
"Ketika saya keluar dari rumah sakit, saya mengalami beberapa masalah disfungsi ereksi. Masalah itu berangsur-angsur membaik dengan beberapa perhatian medis. Tapi saya tampaknya dibiarkan dengan masalah yang bertahan lama. Penis saya telah menyusut," tulis pria itu dalam sebuah surat kepada Slate's Podcast "How To Do It " seperti dilansir dari laman FoxNews, Senin (16/1/2022).
Ia mengatakan, sebelum sakit, alat vitalnya berada di atas rata-rata. Walaupun tidak besar, tapi lebih besar dari biasanya. "Sekarang saya telah kehilangan sekitar satu setengah inci dan menjadi jelas kurang dari rata-rata" ujarnya.
Dr Ashley Winter, seorang ahli urologi di Oregon, mengonfirmasi kepada pembawa acara podcast tersebut bahwa berbagai penelitian telah mengaitkan Covid 19 dengan disfungsi ereksi dan masalah kesehatan reproduksi lainnya. Sebuah penelitian di Italia tahun lalu menemukan 28 persen pria yang tertular Covid 19 mengalami masalah disfungsi ereksi. Sementara, hanya 9,33 persen pria yang tidak tertular Covid 19 mengalami masalah yang sama.
Bagi pria yang sudah terjangkit Covid 19 dan mengalami disfungsi ereksi, Winter menyarankan untuk menggunakan obat-obatan, seperti Cialis atau Viagra, atau bahkan menggunakan alat ekstensi yang bisa menambah panjang punggung.
"Ini adalah hal-hal mudah yang dapat Anda lakukan di rumah, baik untuk mencegah pemendekan atau benar-benar mendapatkan kembali panjang yang telah hilang," sarannya.
Para peneliti di University of Miami menemukan disfungsi pembuluh darah yang meluas atau disfungsi endotel yang diakibatkan oleh infeksi Covid 19. Kemudian, kondisi ini dapat berkontribusi pada disfungsi ereksi.
“Dalam studi percontohan kami, kami menemukan pria yang sebelumnya tidak mengeluhkan disfungsi ereksi berkembang menjadi disfungsi ereksi yang cukup parah setelah awal infeksi Covid 19,” jelas Dr Ranjith Ramasamy, profesor dan direktur Program Urologi Reproduksi Universitas Miami.
Sekelompok dokter Urologists United for Vaccination Education, mengeluarkan PSA pada bulan Oktober yang mendorong pria untuk divaksinasi, mengatakan pria yang memiliki Covid 19 enam kali lebih mungkin mengalami disfungsi ereksi.
"Penelitian telah menunjukkan, Covid-19 dapat memengaruhi pembuluh darah penis dengan cara yang sama seperti mempengaruhi pembuluh darah paru-paru, mencegahnya memberikan cukup darah ke penis untuk menyebabkan ereksi, dan menyebabkan impotensi permanen," tulis para peneliti.