Ini 5 Pesepak Bola dengan Pergerakan Paling Cerdas di Atas Lapangan
Kecerdasan pesepak bola kerap tergambar dalam kemampuan memanfaatkan celah sempit.
REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Sepak bola bisa dibilang bukan olahraga yang sekadar mengandalkan kekuatan fisik. Kecerdasan dalam membaca arah permainan, pemahaman taktik yang diterapkan pelatih, dan pergerakan, baik saat menguasai bola atau tanpa bola, menjadi kualifikasi yang diharapkan dimiliki pula oleh pesepak bola profesional.
Bahkan, tidak jarang, kualitas-kualitas ini menjadi pembeda antara dua tim yang bertanding di atas lapangan. Pemain dengan intelegensia sepak bola yang cukup mumpuni dapat memperbesar atau bahkan menciptakan peluang mencetak gol.
Di titik ini, kehadiran pemain-pemain seperti itu dinilai cukup krusial buat sebuah tim dalam berburu kemenangan. Kecerdasan sepak bola ini kerap tergambar dalam kemampuan seorang pemain memanfaatkan celah ataupun ruang sekecil apapun di lini belakang tim lawan.
Selain itu, lewat pergerakan tanpa bola, pemain-pemain tersebut mampu menyediakan ruang buat rekan setimnya untuk bisa merangsek ke jantung pertahanan tim lawan. Setidaknya ada lima pemain di pentas sepak bola Eropa yang dianggap memiliki pergerakan paling cerdas di atas lapangan dan memberikan pengaruh besar buat performa tim secara keseluruhan.
Berikut deretan lima pemain tersebut berdasarkan lansiran SportsKeeda, Selasa (18/1).
1. Karim Benzema (Real Madrid)
Saat Cristiano Ronaldo masih memperkuat Real Madrid, Karim Benzema lebih banyak diplot untuk membuka ruang ketimbang ditempatkan sebagai penyelesai serangan. Namun, penyerang asal Prancis itu ternyata belajar banyak dari peran yang pernah dijalaninya tersebut.
Terbukti, begitu Ronaldo meninggalkan Los Blancos pada 2018, Benzema langsung menjadi andalan utama Los Blancos dalam mencetak gol. Tidak seperti kebanyakan penyerang tengah, Benzema memiliki kemampuan untuk turun ke lapangan tengah dan terlibat secara langsung dalam bangunan serangan lawan.
Selain itu, Benzema juga lebih sering berada di sisi sayap. Namun, begitu melihat ada celah di lini belakang, Benzema akan berlari di antara para pemain bertahan. Hal ini membuat para pemain bertahan kesulitan untuk memprediksi pergerakan eks striker Lyon tersebut.
Pemain berusia 34 tahun itu pun menemukan performa terbaiknya dalam perannya tersebut. Pada musim ini, Benzema tercatat telah mencetak 17 gol dan tujuh gol dari 20 penampilan di pentas La Liga Spanyol.
2. Thomas Mueller (Bayern Muenchen)
Buat sebagian besar pengamat sepak bola, Mueller dianggap sebagai pemain yang paling tepat dalam menggambarkan peran Raumdeuter di atas lapangan. Secara harfiah, dalam bahasa Jerman, Raumdeuter dapat diartikan sebagai pemain yang menerjemahkan ruang yang ada di pertahanan lawan.
Raumdeuter diharapkan bisa mencari celah dan ruang sekecil mungkin di lini belakang lawan, tanpa diketahui lawan. Dengan kemampuannya, Mueller memang begitu cocok dengan tugas ini dan peran ini.
Gelandang asal Jerman itu bukanlah pemain dengan kemampuan dribling yang mumpuni ataupun kecepatan di atas rata-rata. Bahkan, postur gelandang serang berusia 32 tahun itu terbilang bukanlah postur ideal pesepak bola lantaran terlalu kurus.
Alhasil, para pemain bertahan jarang melihat Mueller sebagai ancaman besar buat gawang mereka. Namun, kecerdikan dan kecerdasan dalam melihat ruang di lini belakang lawan justru menjadi kekuatan utama Mueller.
Dengan kemampuan ini, Mueller terus bertahan sebagai pilihan utama di lini tengah Bayern Muenchen. Kontribusinya buat Die Bayern pun tidak bisa dipandang sebelah mata.
Dalam tiga musim terakhir, Mueller telah mengemas total 37 gol dan 72 assist buat Muenchen. Total, pemain yang telah memperkuat Muenchen sejak 2008 itu telah mengemas 150 assist buat Die Bayern.
3. Mohamed Salah (Liverpool)
Sejak kembali merumput di Liga Primer Inggris pada 2017, Mohamed Salah menjadi pemain yang begitu berbeda dibanding kesempatan pertamanya berkiprah di Liga Primer Inggris. Berbeda dari pemain sayap yang mermput di Liga Primer Inggris, Salah bukanlah tipikal pemain yang menyisir sisi sayap dan berusaha melewati lawan dengan berbagai trik.
Eks winger Chelsea itu cenderung lebih banyak bergerak di sisi kanan dan terlibat dalam bangunan serangan Liverpool. Namun, begitu tempo permainan mulai meningkat, Salah dapat dengan cepat membuka ruang di dalam kotak penalti.
Begitu pula dengan kemungkinan melakukan penetrasi ke jantung pertahanan. Kegagalan para pemain bertahan dalam mengantisipasi gerakan Salah ini dapat berakibat fatal. Kemampuan ini pula yang membuat Salah terus berada di urutan teratas dalam daftar pencetak gol terbanyak Liga Primer Inggris musim ini dengan koleksi 16 gol.
4. Robert Lewandowski (Bayern Muenchen)
Robert Lewandowksi dapat dikatakan sebagai pemain tersubur di pentas sepak bola Eropa setidaknya dalam tiga musim terakhir. Keberhasilannya mempertahankan gelar pemain terbaik versi FIFA pada tahun ini menjadi pengakuan terhadap ketajaman striker asal Polandia tersebut.
Apabila menilik posisi bermainnya sebagai striker, Lewandowski kerap berada di dalam kotak penalti lawan saat rekan-rekan setimnya membangun serangan. Namun, Lewandowski dinilai memiliki pergerakan tanpa bola yang cukup baik.
Eks striker Borussia Dortmund itu kerap memanfaatkan kelengahan para pemain bertahan dalam mengawalnya. Saat barisan pemain bertahan berupaya meredam serangan yang dibangun dari sisi lapangan, pemain yang telah mencetak 34 gol dari 27 penampilan di semua ajang pada musim ini tersebut bisa menyelinap dan siap memanfaatkan peluang sekecil apapun.
5. Cristiano Ronaldo (Manchester United)
Dalam usia yang telah menginjak 36 tahun, Cristiano Ronaldo memang terlihat melakukan sejumlah adaptasi dalam gaya permainannya. Saat berada di usia terbaiknya, Ronaldo kerap mengawali gerakan dari sisi kiri lapangan dan berusaha melewati adangan pemain lawan dengan trik serta kecepatannya.
Setelah itu, Ronaldo menaklukkan penjaga gawang dengan sepakan akurat. Kendati telah meninggalkan gaya tersebut, Ronaldo tetap dinilai memiliki pergerakan tanpa bola yang begitu cerdas.
Saat ini, pengoleksi lima gelar pemain terbaik dunia (Ballon d'Or) itu lebih banyak beroperasi sebagai penyerang tengah, alih-alih sebagai winger. Ronaldo lebih sering mencari posisi yang tepat untuk bisa beradu kecepatan dengan pemain bertahan seraya berusaha menghindari jebakan offside.
Dengan gaya permainan ini, eks bintang Juventus dan Real Madrid itu dapat lebih banyak menghemat tenaga. Kendati mengubah gaya permainan, Ronaldo tidak kehilangan ketajamannya. Ronaldo masih menjadi top skorer Manchester United pada musim ini dengan mencatatkan 14 gol di semua ajang.