Banyak Genangan Air, Ketua DPRD Sebut Sumur Resapan tak Ada Gunanya
Hingga Rabu (19/1/2022) pagi, genangan air masih terjadi di sejumlah titik di Jakarta
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Ketua DPRD DKI Jakarta, Prasetyo Edi Marsudi, menyoroti banyaknya genangan pascahujan sejak Selasa (18/1/2022). Menurut dia, hal itu, dikarenakan Pemprov DKI Jakarta melalui Gubernur Anies Baswedan yang tidak mengutamakan normalisasi dan naturalisasi.
“Apa yang dibuat oleh Gubernur hari ini, perencanaan sumur resapan ini tidak ada gunanya,” kata Prasetyo kepada awak media di Jakarta, Rabu (19/1/2022).
Dia meminta Anies bisa merampungkan normalisasi, alih-alih dari program yang dianggap tidak bermanfaat. Jika normalisasi kurang, katanya, perlu diperbaiki lebih serius dan ditinjau untuk selanjutnya dibereskan. “Bukan semata-mata tiba-tiba ujug-ujug ada sumur resapan. Ini tidak ada gunanya buat masyarakat Jakarta,” tuturnya.
Dia menilai, karena normalisasi atau naturalisasi yang tidak dikerjakan dengan serius, banjir dan genangan terus terjadi di DKI. Terlebih, ketika hujan sejak Selasa kemarin dinilainya kecil, namun tetap berdampak terjadinya genangan di banyak titik.
“Udah gak karu-karuan. Fokuslah sama kerjaan, sayang anggaran besar kalau hasilnya tetap banjir,” ujarnya.
Gubernur DKI Jakarta, Anies Rasyid Baswedan, sendiri mengaku, meski DKI dilanda hujan ekstrem dalam beberapa hari terakhir, genangan yang terjadi diatasi dengan cepat. Menurut dia, hal itu merupakan bentuk kerja sistematis dan kerja cepat banyak pihak.
“Jakarta dilanda hujan ekstrem tapi bisa ditangani cepat. Kenapa? Atas izin Allah, kerja cepat itu membuatkan hasil!” kata Anies dalam akun Instagram-nya, dikutip, Rabu (19/1/2022).
Dia menjelaskan, banjir dan genangan yang terjadi di sejumlah wilayah Ibu Kota sejak Selasa, akibat hujan intensitas ekstrem. Terlebih, ketika curah hujan di beberapa wilayah, kata dia, memang merupakan kondisi ekstrem, karena lebih dari 150 mm.
“Kemarin curah hujan di Kemayoran tercatat mencapai 204 milimeter, di Teluk Gong 193 mm, di Pulomas 177 mm, dan Kelapa Gading 163 mm,” tutur Anies.
Dengan adanya hal tersebut, kata Anies, wajar terjadi genangan di Jakarta saat debit yang ada 100 mm per hari. Kapasitas drainase di DKI hingga kini diklaim Anies ada di angka 50-100 mm.
“Jika turun hujan ekstrem hingga terjadi banjir maka prioritas Pemprov DKI Jakarta adalah memastikan warga aman dan tak ada korban jiwa. Lalu memastikan semua usaha pemompaan dikerjakan,” tegasnya.Sementara, Kepala Pusat Data dan Informasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta Muhammad Insyaf, mengatakan, masih ada 93 RT dari 30.470 RT (0,205 persen) yang tergenang akibat hujan deras, Selasa hingga Rabu (19/1/2022) pagi. Menurut dia, kondisi genangan masih diupayakan pihak dia.
“Sampai dengan pukul 12.00 WIB, informasi genangan saat ini ada 93 RT atau 0,305 persen. Selain, satu ruas jalan tergenang yang ada di DKI Jakarta,” kata Insaf dalam keterangannya di Jakarta, Rabu.
Dia menjelaskan, dari banyaknya genangan tersebut, sedang ditangani oleh Dinas Sumber Daya Air (DSDA) DKI, Damkar dan PPSU Kelurahan. Menurutnya, ditargetkan genangan akan segera surut dalam waktu cepat. “Penyebab banjir curah hujan tinggi, ROB dan luapan kali Semongol,” jelasnya.
Hingga kini, kata dia, ada sekitar 234 KK atau 743 jiwa yang mengungsi. Lokasi pengungsian yang tersedia, ada di 11 titik, di antaranya Rusunawa Binaan Tegal Alur, Musholla Al-Hidayah, Belakang Bubur Olo Olo, RPTRA Alur Anggrek, Masjid Darurrohman, Majlis Ta'lim Al-Hikmah, RPTRA Kemuning, Majlis Ta'lim Durrotul Abiddin, Musholah Al-ikhlas, Masjid Nurul Hidayat, Majelis Nurul Husna.