Peru: Tumpahan Minyak Akibat Erupsi di Tonga Jadi Bencana Ekologi
Tumpahan minyak di Peru saat gelombang tinggi erupsi gunung Tonga cemari lingkungan
REPUBLIKA.CO.ID, LIMA - Tumpahan minyak di Peru selama gelombang tinggi yang disebabkan oleh erupsi gunung berapi dahsyat pekan lalu di Tonga menjadi bencana ekologi. Demikian kata pemerintah Peru pada Rabu (20/1/2022).
Kementerian luar negeri Peru mengatakan tumpahan minyak telah membahayakan kehidupan flora dan fauna di zona lindung di area seluas 18 ribu km persegi di sekitar pulau dan wilayah penangkapan ikan. Tumpahan minyak dari kapal tanker yang tengah melakukan bongkar muat minyak mentah di kilang La Pampilla milik perusahaan minyak Spanyol Repsol diduga dipicu oleh gelombang besar luar biasa akibat erupsi gunung bawah laut di Tonga, yang berjarak 10 ribu km, dan memicu peringatan tsunami di seluruh Samudra Pasifik.
Kemlu Peru meminta Repsol untuk membayar ganti rugi atas tumpahan minyak tersebut. "Ini bencana ekologi terparah yang terjadi di sekitar Lima dalam beberapa waktu terakhir dan telah merugikan ratusan keluarga nelayan. Repsol harus segera membayar ganti rugi," tulis Kemlu di Twitter.
Kejaksaan Peru menyelidiki salah satu unit Repsol akibat insiden tersebut. Menteri Lingkungan Ruben Ramirez telah menemui sejumlah petinggi Repsol dan mengatakan bahwa sekitar 6.000 barel minyak tumpah, menurut perusahaan itu.
Badan Pengawas Investasi Energi dan Tambang Peru (Osinergmin) lewat pernyataan mengatakan telah memerintahkan penutupan salah satu dari empat terminal kilang tersebut sampai diketahui penyebab dari tumpahan minyak. La Pampilla merupakan kilang terbesar di Peru dan memasok lebih dari separuh pasar bahan bakar di dalam negeri.