Taliban Hentikan Puluhan Warga Afghanistan yang Hendak Kabur
Warga Afghanistan hendak meninggalkan negara mereka secara ilegal melalui jalur udara
REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Taliban menghentikan puluhan warga Afghanistan yang hendak meninggalkan negara mereka secara ilegal melalui jalur udara. Seorang pejabat tinggi Taliban mengatakan, beberapa perempuan ikut ditahan sampai mereka dijemput oleh kerabat laki-laki mereka.
Juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid mengatakan, sebuah kelompok warga telah berusaha untuk pergi meninggalkan Afghanistan dengan penerbangan dari kota Mazar-i-Sharif.
"Empat puluh orang ditangkap. Mereka ingin pergi ke luar negeri secara ilegal dengan pesawat," kata Mujahid, dilansir Alarabiya, Selasa (25/1/2022).
Mujahid mengatakan, sebagian besar orang telah dibebaskan. Tetapi beberapa perempuan tetap ditahan karena kerabat laki-laki mereka belum datang untuk menjemput. Sejauh ini belum diketahui siapa yang mengatur penerbangan ilegal itu.
Puluhan ribu warga Afghanistan masih putus asa untuk meninggalkan negaranya. Mereka takut Taliban akan melakukan tindakan pembalasan, karena hubungan mereka dengan pasukan asing atau rezim pemerintahan sebelumnya yang didukung Amerika Serikat (AS).
Taliban mengatakan, setiap warga Afghanistan diizinkan untuk meninggalkan negara tersebut, selama mereka memiliki dokumen resmi termasuk visa. Tetapi untuk mendapatkan dokumen resmi di Afghanistan sangat sulit, karena hanya segelintir kedutaan yang beroperasi sejak Taliban mengambil alih Kabul pada Agustus 2021.
Taliban meminta warga Afghanistan yang memiliki keterampilan dan pelatihan membantu membangun kembali negara itu. Taliban berjanji akan melakukan pendekatan yang lebih lembut sejak kembali berkuasa. Mereka berkomitmen tidak menerapkan aturan keras ketika berkuasa pada 1996-2001. Namun Taliban tetap memberlakukan beberapa pembatasan pada perempuan.
Kaum perempuan dilarang melakukan perjalanan jarak jauh kecuali ditemani oleh kerabat dekat laki-laki. Perempuan juga dilarang kembali bekerja di sebagian besar sektor pemerintahan.
Dalam beberapa minggu terakhir, para aktivis wanita telah melakukan protes kecil dan sporadis di Kabul dan kota-kota lain. Tetapi Taliban membubarkan paksa aksi unjuk rasa tersebut.