Polisi Selidiki Gelaran Pesta di Downing Street Selama Lockdown
Polisi menyelidiki potensi pelanggaran lockdown di Downing Street dan Whitehall
REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Polisi Metropolitan telah meluncurkan penyelidikan terkait sejumlah acara ke pesta yang diadakan di kediaman Perdana Menteri Inggris Boris Johnson atau Downing Street, selama pandemi Covid-19. Komisaris Polisi, Cressida Dick, mengatakan, polisi sedang menyelidiki potensi pelanggaran peraturan pembatasan untuk mencegah Covid-19 di Downing Street dan Whitehall sejak 2020.
"Penyelidikan diluncurkan berdasarkan dari informasi yang diberikan oleh tim penyelidikan Kantor Kabinet yang dipimpin oleh pegawai negeri senior, Sue Gray," ujar Dick, dilansir BBC News, Selasa (25/1).
Kantor Kabinet mengatakan, Gray tetap akan melanjutkan penyelidikan pelanggaran yang dilakukan di Downing Street. Berita tentang penyelidikan ini muncul setelah Johnson menghadapi tuduhan terkait pesta ulang tahun yang digelar di Downing Street pada Juni 2020.
Sebelumnya seorang mantan penasihat senior Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengatakan, dia berani bersumpah bahwa Johnson mengetahui ada pesta yang digelar di Downing Street selama penguncian atau lockdown Covid-19. Dominic Cummings menuding Johnson telah berbohong kepada parlemen.
Cummings mengatakan di Twitter, perdana menteri telah setuju bahwa pesta minuman alkohol harus dilanjutkan. Cummings merupakan salah satu arsitek Brexit, dan mantan penasihat senior Johnson. Dia meninggalkan pemerintahan pada November 2020.
"Bukan hanya saya, tetapi ada saksi mata lain yang membahas hal ini. Inilah yang terjadi," ujar Cummings.
Pekan lalu ITV News menerbitkan undangan email dari Sekretaris Pribadi Utama Johnson, Martin Reynolds terkait acara pesta ada 20 Mei 2020. Dalam undangan tersebut, Reynolds menulis agar masing-masing peserta membawa minuman alkohol.
Cummings mengatakan, Reynolds diminta untuk membatalkan undangan oleh dua orang. Reynolds kemudian bertanya kepada Johnson apakah pesta itu harus dilanjutkan.
"PM menyetujuinya," kata Cummings
Sebelumnya, juru bicara Johnson membantah bahwa perdana menteri mengetahui tentang pesta pada 20 Mei 2020. "Tidak benar untuk mengatakan bahwa perdana menteri telah menerima pemberitahuan atau peringatan sebelumnya," kata juru bicara itu.
Media Inggris melaporkan bahwa, setidaknya 11 pesta terjadi di Downing Street yang merupakan kediaman dan kantor resmi perdana menteri. Termasuk dua pesta yang digelar pada malam pemakaman Pangeran Philip pada April 2021. Perhelatan pesta juga digelar di departemen pemerintah lainnya antara Mei 2020 dan April 2021, ketika pemerintah menerapkan aturan pembatasan sosial untuk menekan kasus Covid-19.
Sebelumnya Johnson pada Jumat (14/1) meminta maaf kepada Ratu Elizabeth II atas dua pesta yang diadakan di Downing Street atau juga dikenal sebagai No.10 pada malam pemakaman Pangeran Philip. Juru bicara perdana menteri mengatakan, mereka menyesalkan kejadian tersebut.
"Sangat disesalkan bahwa ini terjadi pada saat berkabung nasional, dan No. 10 telah meminta maaf kepada istana," kata juru bicara Perdana Menteri Boris Johnson, dilansir Anadolu Agency.
Dua pesta yang digelar di Downing Street digelar bertepatan dengan pembatasan sosial untuk mencegah penyebaran virus korona. Ketika itu, pemerintah Inggris melarang pertemuan di dalam ruangan dan membatasi pertemuan di luar ruangan maksimal enam orang.
Johnson mendapat kecaman terkait pesta yang digelar di Downing Street pada 17 April 2021, bertepatan dengan malam pemakaman Pangeran Philip. Laporan eksklusif dari surat kabar The Telegraph mengungkapkan bahwa, staf Downing Street minum alkohol hingga dini hari di dua pesta pada malam sebelum pemakaman Pangeran Philip.
Pada 16 April 2021, Inggris menetapkan hari berkabung nasional atas meninggalnya Pangeran Philip dan memerintahkan pengibaran bendera setengah tiang di gedung-gedung pemerintah.
Saksi mata mengatakan, para staf Downing Street minum alkohol dalam jumlah yang berlebihan dengan musik yang sangat keras, sambil berdansa. Pertemuan itu berlangsung hingga larut malam.
Terungkapnya gelaran pesta di Downing Street selama penguncian Covid-19 telah memberikan lebih banyak tekanan pada Johnson. Sebelumnya, Johnson meminta maaf karena menghadiri pesta pada Mei 2020. Pesta itu digelar ketika Inggris menjalani penguncian atau lockdown pertama.
Seorang anggota parlemen Konservatif yang telah mendukung Johnson dalam menyetujui Brexit, Andrew Bridgen, mengatakan perdana menteri harus mengundurkan diri. Bridgen bersama dengan beberapa politisi lainnya, termasuk pemimpin Konservatif Skotlandia, Douglas Ross mendesak Johnson untuk mengundurkan diri.
"Saya akan selalu berterima kasih atas apa yang telah dicapai Boris dan warisannya harus diperkuat, sekarang dia harus keluar secara bermartabat dari politik," ujar Ross.