Cegah Upaya Bunuh Diri, Pengemudi Ini Terima Penghargaan
Aksi pengemudi sesuai nilai yang wajib dimiliki oleh insan BUMN, yaitu AKHLAK.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perum PPD memberikan penghargaan kepada seorang pengemudi bus bernama Khaerun (52) yang telah bertindak heroik menghentikan upaya bunuh diri seorang wanita. PPD memberikan apresiasi berupa piagam penghargaan dan emas seberat lima gram terhadap sopir bus tersebut.
"Perusahaan mengambil keputusan apresiasi dalam bentuk piagam penghargaan kepada Pak Khaerun. Kita juga berikan penghargaan lima gram emas murni dengan maksud dan tujuan agar ada insan BUMN dan PPD bisa berbuat lebih baik lagi daripada pak Khaerun," kata Direktur Utama PPD Pande Putu Yasa di Jakarta, Jumat (25/1/2022).
Pande menambahkan, aksi heroik Khaerun yang merupakan pramudi TransJakarta milik PPD itu sejalan dengan nilai dasar yang wajib dimiliki oleh insan BUMN, yaitu AKHLAK. "Di dalam budaya perusahaan ada yang namanya AKHLAK. Pak Khaerun dapat menjalankan budaya itu dengan baik," ujar Pande.
Sementara itu, Khaerun mengatakan, ia tak menyangka aksi penyelamatan yang dilakukannya itu menjadi viral di internet. "Sangat senang sekali perusahaan berikan penghargaan saya dan emas yang sangat berharga. Saya kasih emas itu untuk anak dan istri," ujar Khaerun.
Sebelumnya, sebuah video yang menampilkan seorang pengemudi bus TransJakarta dengan nomor body PPD 707 rute Pluit-Pinang Ranti (Koridor 9) beredar di media sosial. Video itu memperlihatkan Khaerun yang spontan menghentikan busnya ketika melihat seorang wanita berusia sekitar 20 tahun tengah duduk di atas pembatas flyover di wilayah Jembatan 3, Jakarta Barat pada Selasa (25/1/2022) sekitar pukul 15.20 WIB.
Khaerun langsung berusaha membujuk wanita tersebut. Bahkan, ia ia berinisiatif turun dari bus untuk membatalkan niat bunuh diri wanita tersebut. Saat membujuk, dengan sigap pramudi menarik tubuh wanita yang tidak diketahui identitasnya.
Kemudian wanita yang diperkirakan berusia sekitar 20 itu dibawa ke dalam bus dan diserahkan ke Pos Polisi Jembatan Besi, Jakarta Barat. Kemudian, ia melanjutkan tugasnya melakukan pelayanan kembali.