Target Vaksin Covid-19 80 Persen Populasi di Jerman Meleset

Pemerintah Jerman fokus meningkatkan capaian vaksinasi.

AP Photo/Michael Probst
Seorang perempuan melintasi pusat vaksinasi di Frankfurt, Jerman, Kamis (25/2/2021). Pemerintah Jerman telah gagal mencapai tujuannya memvaksinasi Covid-19 80 persen populasi sebelum akhir Januari.
Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Pemerintah Jerman telah gagal mencapai tujuannya memvaksinasi Covid-19 80 persen populasi sebelum akhir Januari. Hingga Senin, 31 Januari 2021, baru sekitar 75,8 persen orang Jerman yang telah menerima satu dosis vaksin.

Baca Juga


Data dari Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Eropa menyatakan hasil ini menempatkan Jerman di belakang negara Eropa lainnya seperti Italia, Prancis, dan Spanyol. 

Juru bicara pemerintah Steffen Hebestreit tidak menyebutkan kapan target 80 persen akan dicapai oleh pemerintah. Namun, ia menekankan tujuannya saat ini adalah meningkatkan capaian vaksinasi.

Pekan lalu, anggota parlemen Jerman memperdebatkan kewajiban vaksin. Mandat vaksin ini telah mendapatkan perlawanan baik dari masyarakat umum maupun politisi Jerman.

Terdapat tiga proposal yang tengah dipertimbangkan, termasuk kewajiban vaksin untuk semua orang dewasa atau orang usia di atas 50 tahun.

Jumlah kasus Covid-19 per 100 ribu penduduk selama tujuh hari mencapai titik tertinggi baru di Jerman. Pada Senin, kasus naik menjadi 1.176,8 dari 1.156,8. Varian omicron, seperti negara-negara lain, menjadi varian yang mendominasi di negara tersebut.

German Robert Koch Institute (RKI) menyatakan, dengan jumlah infeksi itu, artinya ada 78.318 infeksi baru dilaporkan dalam satu hari. Secara total, 9,81 juta kasus telah dikonfirmasi sejauh ini.

Menteri Kesehatan Jerman Karl Lauterbach mengatakan, jumlah harian Covid-19 bisa meningkat menjadi 400 ribu karena omicron. Meskipun demikian, Lauterbach menekankan gelombang Covid-19 kali ini lebih terkendali. Menurutnya, perlindungan orang tua yang belum divaksinasi adalah tugas terpenting negara saat ini.

 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler