Al Qassam tak Gentar Melawan Genosida, Jebak Tentara Penjajah dengan Ranjau Peledak

Al Qassam menembaki daerah tersebut dengan mortir.

AP Photo/Nasser Nasser
Seorang gadis Palestina mengenakan ikat kepala bertuliskan Brigade al-Qassam dalam protes pembunuhan pemimpin tertinggi Hamas Ismail Haniyeh, di Ramallah, Tepi Barat, Rabu, 31 Juli 2024 .
Rep: Fuji EP Red: A.Syalaby Ichsan

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA — Brigade Al-Qassam, sayap bersenjata gerakan perlawanan Palestina, Hamas, mengumumkan bahwa mereka telah membunuh dan melukai tentara Israel dalam sebuah ledakan ranjau di sebelah timur Khan Younis, selatan Gaza yang diduduki.

Dalam keterangannya, Al Qassam menambahkan bahwa mereka juga telah menembaki daerah tersebut dengan mortir. Brigade Al-Qassam melaporkan telah memantau penarikan sebuah kendaraan Israel yang hancur dan pendaratan helikopter evakuasi di lokasi serangan di sebelah timur Khan Yunis.

Baca Juga



Dikutip dari laman Palestine Chronicle, Rabu (7/5), menurut data militer Israel, 854 perwira dan tentara telah terbunuh sejak perang dan genosida di Gaza dimulai pada 7 Oktober 2023.
Angka-angka ini dilaporkan mencakup korban di Gaza, Tepi Barat, Lebanon, dan di dalam Israel sendiri, tetapi tidak termasuk polisi atau dinas intelijen.

Perbedaan dalam jumlah angka tentara yang tewas, meningkatnya jumlah korban tewas, dan perselisihan internal militer telah meningkat dalam beberapa bulan terakhir.

Mengutip Kementerian Pertahanan Israel, surat kabar Israel Haaretz melaporkan bulan lalu bahwa 316 tentara dan anggota keamanan dan militer lainnya telah terbunuh sejak April 2024. Sebanyak 79 warga sipil Israel juga terbunuh dalam periode yang sama.

Namun, perbedaan yang signifikan muncul dalam laporan yang sama: Kementerian Pertahanan sekarang menghitung hampir 6.000 keluarga yang kehilangan anggota keluarganya sejak dimulainya perang di Gaza pada Oktober 2023.

Istilah 'keluarga yang berduka' biasanya mengacu pada kerabat dekat dari individu yang terbunuh dalam dinas militer atau dalam serangan yang diklasifikasikan sebagai tindakan permusuhan.

Kesenjangan antara jumlah kematian militer yang dikonfirmasi dan jumlah keluarga yang berduka telah menimbulkan pertanyaan tentang bagaimana angka-angka itu dihitung dan apakah angka-angka itu mencerminkan kerugian tambahan yang tidak dilaporkan atau kematian kumulatif dari berbagai jangka waktu.

Secara keseluruhan, kementerian tersebut kini mencatat ada 58.617 keluarga yang berduka di Israel, termasuk 5.944 keluarga yang bertambah sejak perang dimulai.

Faksi-faksi perlawanan Palestina di Gaza terus mendokumentasikan dan mempublikasikan operasi-operasi mereka yang menargetkan tentara dan kendaraan Israel di berbagai lini. Operasi-operasi ini meliputi penembakan, serangan penembak jitu, dan penyergapan.

Genosida sedang berlangsung

Sejak Israel mengingkari gencatan senjata pada 18 Maret 2025, Israel telah membunuh dan melukai ribuan orang Palestina di seluruh Jalur Gaza melalui pemboman udara yang berdarah dan berkelanjutan.

Pada tanggal 7 Oktober 2023, setelah operasi Perlawanan Palestina di Israel selatan, militer Israel melancarkan perang genosida terhadap Palestina. Israel membunuh lebih dari 52.000 orang, melukai lebih dari 118.000 orang, dan lebih dari 14.000 orang masih dinyatakan hilang.

Meskipun banyak negara di seluruh dunia mengutuk genosida yang dilakukan Israel, tidak banyak yang dilakukan untuk meminta pertanggungjawaban Israel.

Israel saat ini sedang diselidiki atas kejahatan genosida oleh Mahkamah Internasional, sementara para tertuduh penjahat perang termasuk Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, sekarang secara resmi dicari oleh Mahkamah Pidana Internasional.

Genosida yang dilakukan oleh Israel sebagian besar dibela, didukung, dan didanai oleh Amerika Serikat (AS) dan beberapa negara Barat lainnya.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler