Imlek 2022, Anies: Semangat Kita Menjaga Persatuan

Tahun ini diharapkan bisa membawa pembaruan, semangat baru dan energi baru.

Wihdan Hidayat / Republika
Warga keturunan Tionghoa melakukan sembahyang di Tahun Baru Imlek 2022 (ilustrasi)
Rep: Zainur Mahsir Ramadhan Red: Andi Nur Aminah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta, Anies Rasyid Baswedan, mengatakan, Tahun Baru Imlek 2022 ini menandai keberanian untuk menghadapi tantangan yang cukup besar di hari-hari mendatang. Dia berharap, tahun ini bisa membawa pembaruan, semangat baru dan energi baru.

Baca Juga


“Semangat kita adalah semangat menjaga persatuan, kebersamaan. Semoga tahun ini benar-benar mendorong semangat baru bagi seluruh masyarakat yang merayakan dengan penuh sukacita,” kata Anies saat ditemui di Klenteng Hian Thian Siang Tee Bio, Palmerah, Selasa (1/2/2022).

Dengan adanya kegiatan di Klenteng yang terawat tersebut, dia mengucapkan terimakasih kepada pengurus dan jajarannya yang telah merawat, menjaga dan menjalankan peribadatan di hari raya tersebut. Dia menegaskan, hal itu, akan membuktikan jika semangat di DKI Jakarta adalah semangat persatuan dan toleransi. “Semangat untuk merekatkan persatuan dan ini yang harus kita jaga terus menerus jaga sama-sama,” tuturnya.

Dengan adanya perayaan yang dilakukan banyak keluarga di rumah masing-masing, kata dia, kesempatan untuk mendekatkan diri bersama keluarga dinilai penting. “Keberagaman adalah karunia Tuhan, persatuan adalah hasil usaha manusia, karunia Tuhan yang dalam bentuk keberagaman ini dijaga dengan semangat persatuan. Karena itu yang kita rayakan hari ini adalah perayaan persatuan, kebersamaan,” jelas dia.

Sementara itu, pengurus Klenteng tersebut, Indra Gunawan, menyambut baik kehadiran Pemprov DKI yang diwakili Gubernur DKI tersebut. Menurut dia, kehadiran tersebut menjadi saran dan dorongan bagi kepentingan umat dan bersama. “Terimakasih Pak Anies, saya kira begitu,” ucap Indra.

Ditanya Anies bagaimana sejarah dari tempat peribadatan itu, Indra menjelaskan klenteng tersebut telah berdiri pada 1984 berkat swadaya umat. Menurut dia, lahan yang digunakan merupakan hibah dari tuan tanah sebelumnya.

“Sudah tiga kali direnovasi vihara ini dari 1895 sampai terakhir 1973. Didirikan menjadi lebih afdol sebagai vihara, dulu emang lebih kumuh karena wilayahnya di sini,” tuturnya.

Dengan adanya renovasi-renovasi itu, kata Indra, menjadi bukti perhatian dan pengorbanan bersama dari warga Palmerah. Utamanya, ketika klenteng itu, kata dia, juga tepat bersebelahan dengan masjid. “Warga saling membantu kegiatan, mengamankan, sehingga kita nyaman beribadah dan sebagainya,” tutur dia.

 

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler