5 Ilmuwan Terkenal yang Juga Penyandang Disabilitas
Banyak penyandang disabilitas bekerja dengan berbagai profesi, termasuk ilmuwan.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Banyak penyandang disabilitas bekerja dengan berbagai profesi. Salah satunya ilmuwan.
Ilmuwan penyandang disabilitas telah mengubah dunia. Mereka mengejar eksplorasi ilmiah tanpa membiarkan hambatan sosial atau pandangan negatif orang lain tentang kecacatan mereka menghentikan mereka.
Beberapa ilmuwan terkenal dalam sejarah memiliki kondisi fisik atau mental yang mungkin dianggap cacat. Padahal mereka berperan sebagai pionir di bidangnya masing-masing. Siapa saja ilmuwan terkenal yang juga penyandang disabilitas? Berikut daftarnya seperti dilansir Zdnet, Selasa (1/2):
1.Thomas Edison
Edison lahir pada tahun 1847 dengan kehilangan sebagian besar pendengarannya pada usia awal 20-an. Meski begitu, Edison bekerja di bidang telegrafi. Dia mengirimkan informasi melalui sistem komunikasi dan berkembang sebagai inovator dan penemu. Di lab Edison di New Jersey, ia mengembangkan perangkat audio, menemukan bola lampu pijar, dan membantu melahirkan industri film.
2.Ralph Braun
Setelah diagnosis distrofi otot, Ralph Braun mengembangkan perangkat mobilitas yang inovatif. Pengalaman Braun menginformasikan penemuan seperti skuter bermotor, kendaraan yang dapat diakses kursi roda, dan lift kursi roda. Dia menganjurkan untuk pendidikan dan pekerjaan individu penyandang cacat dalam sains, teknologi, teknik, dan matematika. Braun yang meninggal pada 2013 dikenal sebagai “Bapak Gerakan Mobilitas.”
3.Sang Mook Lee
Lahir di Korea dan dilatih sebagai ahli kelautan, Sang Mook Lee mengajar di Amerika Serikat ketika sebuah kecelakaan mobil pada tahun 2006 melumpuhkannya dari bahu ke bawah. Pengalaman itu memberi Lee tujuan yang lebih besar sebagai ilmuwan dan sebagai pendidik.
Lee mengadvokasi pengembangan teknologi bantu untuk pendidikan sains dan teknik sambil melanjutkan penelitiannya sendiri. Usahanya menjangkau dunia, termasuk negara asalnya Korea Selatan.
4.Stephen Hawking
Setelah diagnosis amyotrophic lateral sclerosis pada usia 21, Stephen Hawking menghabiskan beberapa dekade bekerja sebagai ahli matematika dan fisikawan. Hawking menggunakan kursi roda, penyintesis suara, dan teknologi lainnya untuk meneliti, menulis, dan berkomunikasi.
Hawking menyumbangkan teori-teori inovatif tentang asal usul alam semesta, lubang hitam, radiasi, dan masih banyak lagi. Selain itu, Hawking juga menerbitkan, mengajar, dan memenangkan banyak penghargaan atas kontribusi ilmiahnya sebelum kematiannya pada tahun 2018.
5.Geerat Vermeij
Geerat Vermeij adalah ahli biologi evolusioner yang buta sejak kecil. Dia menggunakan sentuhan dalam karyanya dengan moluska saat dia menyelidiki spesies yang punah dan pemangsanya. Vermeij mengaitkan minatnya pada alam dan sejarahnya.
Orang tua dan gurunya mendukung sepanjang hidupnya. Vermeij menyatakan menjadi buta telah membantunya sebagai seorang ilmuwan karena sadar telah membuatnya menjadi pengamat yang lebih baik.