Nasib Eropa II, Menumpang ke Bulan
Proyek pembuatan pesawat ruang angkasa Eropa gagal dan terbengkalai.
ANTARIKSA -- Anggaran eksplorasi ruang angkasa Badan Antariksa Eropa (ESA) tahun 2021 mencapai 735 juta euro atau 822 juta dolar AS. Itu hanya tujuh persen dari anggaran Badan Antariksa Amerika (NASA).
Sementara itu, pendanaan sektor swasta di perusahaan yang berhubungan dengan ruang angkasa melebihi 10 miliar dolar AS tahun lalu, tertinggi sepanjang masa. Menurut konsultan McKinsey, para investor mengarahkan lebih banyak dana ke misi Bulan dan yang lebih jauh lagi dari orbit Bumi seperti Mars.
Baca: Nasib Eropa I, Jadi Penumpang atau Pilot
Karena tidak memiliki kendaraan sendiri, ESA akan berusaha untuk mengamankan tempat bagi orang Eropa dalam misi Bulan NASA. ESA mengusulkan untuk mengambil bagian dari misi Artemis sebagai penyedia perangkat pendaratan logistik atau pasokan di bulan. Hal itu dikonfirmasi oleh Didier Schmitt, kepala strategi eksplorasi ESA kepada media. Hal itu juga sesuai dengan pernyataan NASA yang Antariksa akses di web resminya.
Dalam misi Artemis, Eropa sudah dijamin tiga kali menginap di NASA's Gateway, sebuah stasiun luar angkasa yang akan mengorbit Bulan. Beberapa modul Gateway juga adalah buatan Eropa.
Tetapi, bahkan NASA saat ini harus bergantung pada SpaceX untuk penerbangan ke ISS. Sebab, badan antariksa AS itu sedang bekerja dengan pesawat baru, yang menggantikan ulang-alik yang sudah tidak digunakan lagi.
Astronot Jerman, Alexander Gerst memperingatkan bahwa menggunakan pesawat ruang angkasa komersial dapat membuat para astronot kesulitan. "Saya melihat rekan-rekan saya yang sedang berlatih sekarang, misalnya dengan kapsul Dragon SpaceX, itu adalah permainan yang sama sekali berbeda. Mereka bukan mitra pada level yang sama lagi, mereka sebenarnya lebih seperti penumpang," katanya.
"Mereka tidak diizinkan untuk memiliki akses ke semua informasi lagi, jadi ini adalah langkah mundur."
Alasan Ekonomi
Eropa pernah mencoba memiliki pesawat ruang angkasa berawak sendiri sebelumnya. Program Hermes, bagaimanapun, ditinggalkan pada tahun 1992 setelah penundaan dan kegagalan untuk memenuhi tujuan pembiayaan dan kinerja.
Direktur European Space Policy Institute yang berbasis di Wina, Jean-Jacques Tortora menolak argumen program luar angkasa Eropa terkait alasan ekonomi. "Pada dasarnya, ini tentang tujuan politik, apakah Eropa memiliki keinginan untuk menjadi kekuatan luar angkasa atau tidak!" kata Tortora.
Dalam konferensi Brussel pekan lalu, tidak ada perwakilan tingkat menteri dari Prancis, Jerman atau Italia yang menyebutkan penerbangan berpenumpang Eropa sebagai prioritas. Ketiga negara ini adalah penyedia sekitar 60 persen dari total anggaran ESA. Kepala ESA, Aschbacher mengatakan, pihaknya tidak meminta keputusan para menteri hari itu juga atau dalam tiga pekan.