Muslim Cape Town Berkumpul Rayakan Maulid Nabi
Komunitas Muslim Cape Town berkumpul rayakan Maulid Nabi.
REPUBLIKA.CO.ID, CAPE TOWN -- Ratusan Muslim tua dan muda berkumpul di Cape Town Islamic Educational Center (CTIEC), Eagle Park, Afrika Selatan. Mereka datang merayakan kehidupan Nabi Muhammad SAW, dalam perayaan Grand Moulood, Ahad (30/1).
Petugas hubungan masyarakat CTIEC, Sayed Ridhwaan, sebelumnya mengatakan acara tersebut telah dirayakan di Johannesburg, Cape Town, Durban dan Port Elizabeth selama sembilan tahun terakhir. Kegiatan kali ini menjadi pertama kalinya, setelah perayaan tahun lalu dibatalkan.
“Tahun lalu kami tidak bisa mengadakan acara karena Covid. Kami tidak yakin apa yang akan terjadi nanti, jelas banyak orang meninggal, yang lain masih tidak meninggalkan rumah dan beberapa mengambil tindakan pencegahan ekstra," kata dia dikutip di News 24, Rabu (2/2).
Ia juga menyebut protokol Covid-19 akan dilaksanakan sebaik mungkin selama acara. Tujuan utama dari kegiatan ini adalah semua Muslim bisa berkumpul kembali setelah jeda yang panjang.
“Kegiatan ini terbuka untuk semua orang. Publik diundang, Muslim, non-Muslim, agama apa pun. Apa pun keyakinan Anda, Anda dipersilakan untuk bergabung dan melihat tentang kegiatan ini,” lanjutnya.
Pria, wanita dan anak-anak berjalan bersama dengan membawa plakat. Sementara, beberapa orang tua didorong menggunakan kursi roda selama berjalan secara damai di jalanan.
Ridhwaan menyebut acara ini memiliki tujuan semata-mata untuk mengundang masyarakat dan menyampaikan mereka mengikuti Islam dan mengikuti Nabi Muhammad.
Islam merupakan agama yang damai dan mereka merayakan kehidupan Nabi sebagai orang yang diutus untuk kemanusiaan. Nabi Muhammad merupakan rahmat bagi seluruh umat manusia, bukan hanya bagi umat Islam pada khususnya.
“Kami di sini untuk memberi tahu seluruh komunitas bahwa Anda tidak harus datang ke sini untuk menjadi seorang Muslim, tetapi kami mengundang Anda untuk datang ke pertemuan di mana Anda dapat belajar tentang Nabi Muhammad," ucapnya.
Ratusan tamu dari seluruh negeri dan pembicara tamu dari berbagai tempat, seperti Pakistan dan Somalia, menghadiri acara tersebut.
Pembicara tamu Mufti Sayed Haroon Al Azhari dari Cape Town Ulama Board mengatakan acara tersebut bertujuan untuk mendidik, terutama setelah Islamophobia yang dialami di seluruh dunia akibat 9/11.
“Ini untuk mendidik orang tentang cinta, toleransi, dan kepedulian. Nabi adalah orang yang damai dan bukan apa yang terjadi di media terhadap Muslim, Islamofobia. Jika kita bisa melakukannya secara praktis dan menunjukkan kepada orang-orang, maka mereka bisa melihat dengan contoh,” kata dia.
Ia menambahkan, acara ini dulunya dirayakan secara internal, namun menjadi jalan eksternal untuk perdamaian setelah peristiwa 11 September.
Pawai ini dibuat untuk menunjukkan kepada tetangga, komunitas dan orang-orang tentang Islam, mengingat Islamofobia setelah 9/11 semakin memburuk. "Di antara Muslim, ada orang-orang tertentu yang memiliki pola pikir ekstrim. Jadi, kami ingin membedakan dan mengatakan, tidak semua Muslim berpikiran sama,” lanjutnya.
Kepala Sekolah CTIEC, Sayed Imraan Mohamed, mengatakan Nabi Muhammad adalah sosok perdamaian yang patut dirayakan. Hal ini penting untuk disoroti dan ditunjukkan kepada semua orang.
“Pada dasarnya, ini tentang kesadaran dan menjaga perasaan itu tetap hidup. Dengan begitu banyak hal negatif, penting bagi kita untuk selalu menjaga getaran positif,” ujar dia.