Kamerun Vs Mesir, Duel Penentuan Dominasi di Piala Afrika
Timnas Kamerun dan Mesir mengoleksi gelar juara terbanyak di Piala Afrika.
REPUBLIKA.CO.ID, YAOUNDE -- Partai semifinal Piala Afrika 2021 akan mempertemukan Kamerun vs Mesir. Sebuah pertandingan bergengsi di Paul Biya Stadium, Olembe, Jumat (4/2/2022) dini hari WIB.
Tanpa mengurangi rasa hormat terhadap kontestan lain, laga ini bakal lebih menyedot perhatian khalayak. Duel dua tim terbesar dalam sejarah kompetisi Benua Hitam. Kamerun telah mengoleksi lima gelar.
Les Lions Indomitables, julukan Kamerun, hanya kalah dari Mesir yang sudah tujuh kali meraih trofi Piala Afrika. Faktor lainnya, turut menambah gengsi pertandingan ini. Skuad polesan Toni Conceicao berstatus tuan rumah. Sementara the Pharaohs kian ditakuti ketika mampu menyingkirkan tim-tim elite seperti Pantai Gading dan Maroko.
Bagaimana perjalanan kedua tim hingga berada di fase empat besar? Dimulai dari Kamerun. Vincent Aboubakar dkk menguasai Grup A dengan mengoleksi tujuh poin.
Itu hasil dari dua kali menang dan sekali imbang. Selanjutnya pada fase knock-out, Les Lions Indomitables menyudahi perlawanan Komoro dan Gambia. Masing-masing di babak 16 besar serta perempat final.
Conceicao mengaku senang melihat penampilan timnya sejak awal. Ia menilai Karl Toko Ekambi dkk sangat kompetitif. Secara pribadi, ia tak kesulitan menjalankan strateginya.
"Para pemain mengikuti rencana permainan saya dan kami akan terus bekerja untuk mencapai tujuan kami," kata juru taktik berkebangsaan Portugal ini, dikutip dari kingfut.com, Rabu (2/2/2022).
Conceicao mengetahui kualitas calon lawan. Mesir, menurutnya termasuk timnas paling mentereng di Afrika. Ada banyak jugador dengan kualitas kelas dunia di sana.
Namun ia sama sekali tak menunjukkan ketakutan. Asa Kamerun tetap sama. Berupaya menyudahi pertandingan demi pertandingan dengan kemenangan.
"Kami harus berambisi untuk mencapai final. Ini tujuan kami sejak awal," ujar Conceicao menegaskan.
Baca juga : Gejolak Keuangan Klub Top Eropa, Besar Pasak daripada Tiang
Beralih ke Mesir. The Pharaohs merupakan tim terbesar Benua Hitam dalam hal jumlah trofi Piala Afrika. Sudah tujuh kali Mesir berada di singgasana.
Artinya, secara historis tim tersebut bermental juara. Bintang Mesir, Mohamed Salah, enggan jemawa. Ia menilai turnamen ini sangat sulit.
Tak ada yang benar-benar dominan. Skuad polesan Carlos Quieiroz melaju ke babak sistem gugur sebagai runner-up Grup D. Kemudian pada fase 16 besar, the Pharaohs mengalahkan Pantai Gading lewat adu penalti. Sepanjang 120 menit, kedua kubu bermain imbang 0-0.
Pada perempat final, Mesir unggul tipis 2-1 atas Maroko. Lagi-lagi duel berlanjut hingga perpanjangan waktu. Salah melihat semua tim menderita demi hasil terbaik. Selisih gol sangat tipis, berujung kemenangan dan kekalahan.
"Anda tidak dapat memprediksi pertandingan apa pun. Kami hanya fokus pada partai berikutnya melawan Kamerun," ujar penyerang sayap asal klub Liverpool itu, dikutip dari africanfootball.com.
Sayang sekali, Mesir tak bisa menurunkan kekuatan terbaik saat jumpa tuan rumah. Bek tengah Ahmed Hegazi mengalami cedera otot. Ia akan absen hingga turnamen ini berakhir. Pelatih Carlos Queiroz diprediksi menurunkan Ayman Ashraf sebagai pendamping Mohamed Abdelmonem arek bek tengah.
Baca juga : Harga Properti Mulai Naik, Hunian Seperti Ini yang Dicari Konsumen