Pasukan Khusus AS Bunuh Pimpinan ISIS di Suriah

Penduduk menceritakan mereka melihat serangan darat besar-besaran pada Kamis.

AP
Ilustrasi seorang anak bermain di dekat rumah yang hancur akibat serangan udara di kota Idlib, Suriah. Pasukan Khusus AS Bunuh Pimpinan ISIS di Suriah. (AP Photo/Felipe Dana)
Rep: Mabruroh Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS -- Pemimpin ISIS Abu Ibrahim Al Hashimi Al Qurayshi tewas dalam serangan Pasukan Khusus AS di Suriah. Menurut Presiden AS Joe Biden, serangan pasukan khusus AS di Suriah telah merenggut sedikitnya 13 nyawa, termasuk enam anak-anak.

"Tadi malam atas arahan saya, pasukan militer AS berhasil melakukan operasi kontraterorisme. Berkat keberanian Angkatan Bersenjata kami, kami telah menyingkirkan Abu Ibrahim Al Hashimi Al Qurayshi, pemimpin ISIS dari medan perang,” kata Biden, dilansir dari The National News, Kamis (3/2/2022).

Penduduk dan aktivis di daerah itu menceritakan mereka melihat serangan darat besar-besaran pada Kamis dini hari. Mereka juga mendengar pasukan AS menggunakan pengeras suara, meminta wanita dan anak-anak untuk meninggalkan daerah itu.

Seorang pejabat AS mengatakan salah satu helikopter dalam serangan itu memiliki masalah mekanis dan harus diledakkan di darat. Menurut Observatorium, pemantau perang oposisi, pasukan koalisi pimpinan AS menggunakan helikopter mendarat di daerah itu, menyerang sebuah rumah dan bentrok dengan pejuang di tanah.

Taher Al Omar, seorang aktivis yang berbasis di Idlib, mengatakan bentrokan antara para pejuang di daerah itu dan pasukan koalisi pecah. Serangan dilaporkan berlangsung selama dua jam.

Idlib adalah benteng terakhir wilayah yang dikuasai pemberontak di Suriah, rumah bagi beberapa operator top Alqaidah, serta kelompok-kelompok yang berafiliasi dengan Alqaidah, termasuk Hurras Al Din. Tetapi provinsi ini juga menjadi tuan rumah bagi beberapa komandan ISIS, yang paling terkenal adalah Abu Bakr Al Baghdadi yang terbunuh di sana dalam serangan Pasukan Khusus AS pada Oktober 2019.

Baca Juga


Provinsi ini didominasi oleh Hayat Tahrir Al Sham, sebuah kelompok Islam militan yang secara resmi telah berpisah dengan Alqaidah, tetapi dituduh melakukan berbagai pelanggaran hak asasi manusia. Ketiga organisasi tersebut telah terkena serangan pesawat tak berawak AS dalam beberapa tahun terakhir, tetapi telah menemukan tempat perlindungan relatif di medan kasar provinsi itu, yang dipenuhi dengan sekitar 100 kamp pengungsi yang menampung hampir dua juta orang terlantar.

“Serangan pada Kamis adalah operasi terbesar sejak pasukan khusus koalisi melancarkan serangan di Idlib yang menyebabkan pembunuhan kepala ISIS Abu Bakr Al Baghdadi,” kata kepala observatorium.

Analis kontra-terorisme Washington, Charles Lister mengatakan jelas bahwa operasi itu tidak berjalan semulus yang direncanakan dengan perlawanan keras di lapangan. Dalam unggahannya di Twitter, ia menuliskan waktu operasi dua jam adalah sangat tidak biasa dan berisiko tinggi.

Ada kamp-kamp yang ramai di daerah Atmeh, yang menurut para ahli digunakan para pemimpin militan sebagai pangkalan untuk bersembunyi di antara orang-orang yang terlantar akibat konflik. Koalisi tersebut sering melakukan serangan di Idlib yang difokuskan pada para pemimpin yang terkait dengan Al Qaeda.

Pada 23 Oktober, militer AS mengumumkan pembunuhan pemimpin senior Al Qaeda Abdul Hamid Al Matar. “Alqaidah menggunakan Suriah sebagai tempat yang aman untuk membangun kembali, berkoordinasi dengan afiliasi eksternal dan merencanakan operasi eksternal,” kata juru bicara Komando Pusat Mayor John Rigsbee saat itu.

Penargetan ekstremis yang sedang berlangsung di Idlib tanpa solusi politik yang terlihat dapat menimbulkan tuduhan bahwa strategi kontraterorisme AS adalah "memotong rumput", sebuah istilah yang digunakan oleh beberapa ahli untuk menunjukkan siklus pembunuhan tanpa akhir. Setelah Al Matar tewas dalam serangan pesawat tak berawak pada Oktober lalu, Pentagon mengatakan operasi itu akan "mengganggu kemampuan organisasi teroris untuk merencanakan lebih lanjut dan melakukan serangan global," terutama menghindari kata "kekalahan."

https://www.thenationalnews.com/mena/syria/2022/02/03/us-led-troops-land-in-syria-in-search-of-wanted-isis-militants/

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler