Hari Kanker Sedunia, Tim PKTP Bojongsari Soroti Pentingnya Deteksi Dini

PKTP Bojongsari persembahkan video edukasi membaca nyaring buku anak bertema kanker.

Istimewa
Salah seorang peserta membacakan nyaring buku berjudul Ada Owa di Pinggang Wiwit karya Pristian Wulanita, salah seorang penyintas kanker.
Rep: Shelbi Asrianti Red: Andi Nur Aminah

REPUBLIKA.CO.ID,  DEPOK -- Tim Penanggulangan Kanker Terpadu Paripurna (PKTP) Bojongsari, Kota Depok, turut memeriahkan hari kanker sedunia yang diperingati setiap 4 Februari. PKTP Bojongsari menyoroti pentingnya upaya pencegahan dan deteksi dini.

Baca Juga


Tujuan peringatan tersebut meningkatkan kesadaran dan kepedulian masyarakat luas agar semakin waspada terhadap risiko kanker. Perawatan serta pengobatan pasien kanker juga bisa dilakoni dengan lebih tepat.

Tim PKTP Bojongsari mempersembahkan video edukasi membaca nyaring buku anak dengan tema kanker. Edukasi tersebut dirasa perlu mengingat pandemi Covid-19 mengakibatkan kendala dalam melakukan penyuluhan secara langsung.

Vio Trixie, salah seorang peserta membacakan nyaring buku berjudul Ada Owa di Pinggang Wiwit karya Pristian Wulanita. Cerita tersebut merupakan pengalaman penulis saat berjuang melawan tumor otot Gluteus maximus di pinggul kanan.

Buku berkisah tentang tokoh Wiwit yang merasa kesakitan dan terganggu dengan adanya tumor otot di pinggulnya, sampai-sampai dia menyebutnya 'Owa pengganggu'. Lalu, ibu membujuk Wiwit untuk pergi ke dokter.

Setelah dioperasi, Wiwit merasa senang karena sudah tidak ada lagi tumor 'Owa pengganggu' di pinggangnya. Hal yang bisa dipetik dari cerita tersebut adalah jangan takut pergi ke dokter jika ada gejala ke arah tumor/kanker.

Bila terdeteksi dan dilakukan tindakan sejak awal, peluang untuk pulih lebih tinggi. Pengurus Yayasan Kanker Indonesia (YKI) Kota Depok, Dwi, mengapresiasi inisiatif PKTP Bojongsari menggelar kegiatan membaca tersebut. "Ini sangat bagus untuk edukasi kanker ke masyarakat. Diharapkan orang-orang menjadi tidak takut dan atas kesadarannya memeriksakan diri bila terdapat gejala kanker," kata Dwi lewat pernyataan resminya.

Pada peringatan Hari Kanker Sedunia 2022, tema yang diusung adalah Close the Care Gap. Tajuk tersebut dimaknai sebagai upaya untuk menghilangkan kesenjangan perawatan kanker yang mungkin masih terjadi.

Tema ini diharapkan bisa membuat semua orang yang mengidap kanker bisa mendapatkan perawatan sama. Dengan begitu, dapat memperbesar kesempatan untuk sembuh dan menekan korban jiwa yang mungkin terjadi.

Ketua YKI Kota Depok, Elly Farida, menyoroti perlunya membekali ilmu bagi orang awam dalam penanganan dan pencegahan kanker. Tujuannya, mereka segera memeriksakan diri ke dokter apabila terdapat tanda gejala kanker.

Sosialisasi "WASPADA  Gejala Kanker" perlu terus dilakukan kepada masyarakat. Dia menjelaskan, WASPADA merupakan akronim sejumlah gejala kanker. W artinya Waktu buang air besar atau kecil yang mengalami perubahan dan gangguan. Huruf A selanjutnya mewakili Alat pencernaan terganggu dan susah menelan. S yakni Suara serak atau batuk yang tak sembuh-sembuh, dan P artinya Payudara atau di tempat lain ada benjolan (tumor). Huruf A berikutnya adalah Andeng-andeng atau tahi lalat yang berubah sifatnya, menjadi besar dan gatal. Kemudian, berlanjut dengan huruf D yaitu Darah atau lendir yang abnormal keluar dari tubuh. Terakhir, huruf A di istilah "WASPADA" yakni Adanya koreng atau borok yang tidak kunjung sembuh. "Mari buat edukasi untuk semua warga. Dengan sepenuh cinta kami (YKI dan PKTP) melayani," tutur Elly.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler