Ujian Mentalitas Persib dan Uji Kesabaran Bobotoh
Dinamika perjalanan Persib Bandung pada Liga 1 2021-2022 ini memang sangat menguras emosi.
Dinamika perjalanan Persib Bandung pada Liga 1 2021-2022 ini memang sangat menguras emosi. Terlebih setelah kekalahan Persib melawan Bayangkara FC Ahad lalu. Hampir tidak ada bobotoh yang tidak #baper melihat perjuangan tim yang terseok-seok ini. Harapan tinggi bobotoh terhadap Persib untuk memenangkan liga, tampaknya masih harus diwarnai sejumlah drama kembali.
Lampu hijau sebagai pemuncak klasemen masih terus harus tertutupi awan hitam, sehingga sukar diprediksi. Satu hal yang pasti adalah bahwa dibutuhkan perjuangan ekstra keras untuk mengembalikan Persib ke jalur juara.
Asa yang tinggi dari bobotoh tentu bukan tanpa alasan. Persib mengawali klasemen dengan skuad mewah dengan lebih dari tujuh pemain asing dan naturalisasi, yang secara sekilas memberikan harapan besar. Apalagi mengingat bahwa kemewahan ini tidak dimiliki oleh semua tim yang berlaga di Liga kasta tertinggi di Republik ini. Namun apa mau dikata, kenyataan di lapangan sering kali tidak sesuai dengan harapan.
Pada pertengahan musim lalu (dimana dilakukan jeda pertandingan dan dilakukan pembukaan bursa transfer), Persib "membuang" dua striker-nya karena dianggap kurang mumpuni dalam membawa Persib ke tangga juara Liga. Torehan total sembilan gol dari keduanya dianggap belum cukup sebagai jaminan tim dapat mengarungi liga di pucuk klasemen.
Sebagai gantinya, Manajemen mendatangkan duo Brasil alias duo Cadas, yang diharapkan dapat tampil maksimal dalam memberikan kontribusi jumlah gol pada tim Persib. Namun, ternyata fakta di lapangan berbicara berbeda. Sampai dengan pekan kelima, kedua striker belum memberikan kontribusi nyata, kecuali satu gol yang dilesakkan Bruno pada pertandingan pertama paruh kedua liga melalui titik pinalti. Maka jagad maya pun bergemuruh oleh suara hati bobotoh yang menginginkan Persib melakukan evaluasi total terhadap kinerja pemainnya.
Dinamika perjalanan tim menjadi semakin tinggi turbulensinya ketika 9-10 pemain Persib pekan lalu dinyatakan positif Covid, sehingga tidak dapat turun bermain ke lapangan. Maka Persib tidak punya pilihan lain selain menampilkan pemain-pemain lapis duanya (yang didominasi pemain muda asal akademi persib) untuk melawan Persikabo. Itupun dengan skema tanpa striker murni (false nine). Beruntung kinerja pertahanan Persib sangat solid, sehingga Striker mematikan Persikabo tidak dapat membobol gawang Persib. Hal ini tentunya juga ditunjang oleh penampilan Teja Paku Alam yang sangat luar biasa dengan melakukan lebih dari lima penyelamatan krusial dari sejumlah shoot on goals.
Hari-hari ke depan, jelas merupakan ujian mentalitas dari Persib untuk dapat mengarungi liga dengan tetap fokus ditengah pengawasan melekat dari bobotoh yang sangat merindukan Persib mencapai tahta tertinggi liga. Ujian ini ditambah berat lagi dengan terpaparnya sang Pelatih Persib, sehingga satu dua pekan kedepan mungkin belum bisa secara maksimal memimpin sesi latihan Persib.
Namun, sesuai dengan sifat dasarnya, yang dinamakan ujian, tentu adalah memang aktivitas untuk menguji. Menguji siapa yang paling kuat dan yang paling siap untuk melangkah ke level selanjutnya. Maka siapa saja yang siap melewati tantangan ujian dengan baik, maka level dan derajatnya akan naik. Selama puluhan tahun, sejatinya hubungan Persib dengan bobotoh adalah lebih dari hubungan kekasih. Pasangan ini terbukti berkali-kali saling menguatkan, khususnya ketika dalam posisi sulit.
Bobotoh sejati tidak akan meninggalkan 'kekasih sejatinya' khususnya ketika dalam posisi yang sedang membutuhkan dukungan. Maka sekali lagi momen ujian ini diharapkan dapat menjadi salah satu kisah indah bagi peningkatan mentalitas Persib dan kesabaran bobotoh dalam memberikan dukungan penuh bagi kekasihnya. Karena tidak ada ujian yang mudah, dan hampir selalu ada keindahan dan kebahagiaan bagi yang sabar berjuang menempuh ujian tersebut.