Stok Oksigen Melimpah, Permintaan tak Setinggi 2021

Permintaan oksigen menyusul kenaikan kasus Covid-19 masih tergolong sedikit.

Antara/Rivan Awal Lingga
Pekerja membungkus tabung oksigen yang sudah dipesan di Manggarai, Jakarta, Senin (31/1/2022). Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria memastikan ketersediaan pasokan oksigen di seluruh fasilitas kesehatan Jakarta tercukupi seiring dengan meningkatnya kasus COVID-19 dan keterisian tempat tidur (BOR) di rumah sakit rujukan COVID-19.
Rep: Dian Fath Risalah Red: Nur Aini

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Penyedia tabung oksigen menyebut saat ini stok melimpah sehingga tidak perlu ada kekhawatiran. Hal itu tidak seperti kasus Covid-19 yang sempat meledak pada pertengahan 2021 dan membuat sebagian masyarakat khawatir pada ketersediaan obat-obatan hingga tabung gas oksigen. 

Baca Juga


Hery Setiawan, pemilik Bio Medical Gas No.71 yang berada Jalan Panjang, Kedoya No.71, Jakarta Barat menyebut melimpahnya stok karena permintaan saat ini tergolong sangat sedikit. 

“Permintaan untuk homecare kami mengisi untuk 50 tabung per harinya.Saat ini tabung ukuran besar untuk homecare masih ada sekitar 350 tabung,” ujarnya kepada Republika.co.id, Kamis (10/2/2022).

Selama ini, Hery memasok tabung oksigen ke rumah sakit dan homecare. Menurutnya, saat lonjakan Delta banyak masyarakat yang berinisiatif membeli tabung oksigen, sehingga saat ini kemungkinan permintaan akan lebih banyak untuk isi ulang oksigen.

“Untuk antisipasi antrean pengisian oksigen, kami juga telah bekerja sama denga lima tempat pengisian oksigen,” tuturnya.

Ia pun mengungkapkan, saat varian Delta melanda setiap ada stok tabung oksigen, maka akan langsung diserbu dalam hitungan menit. Saat ini, pihaknya masih memiliki stok tabung oksigen ukuran kecil sebanyak 300 unit.

“Paling ada yang beli satu atau dua orang, itu pun dalam satu minggu,” ungkapnya.

Adapun harga tabung oksigen kecil saat ini adalah Rp 450 ribu, sementara untuk harga isi ulang oksigen dipatok Rp 20 ribu. Menurut Hery, harga saat ini pun masih dalam kategori normal.

Dikonfirmasi terpisah Kooordinator Tim Kerja dari Gerakan Solidaritas Sejuta Tes Antigen untuk Indonesia, Alif Iman Nurlambang mengungkapkan hal yang sama. Menurutnya, pada sepekan terakhir memang ada pinjaman, tetapi jumlahnya tidak banyak, sangat berbeda saat Juli tahun lalu. 

“Ini karena kasus Omicron seperti disebutkan oleh WHO dan banyak dokter tidak sepedih varian sebelumnya. Sehingga kebutuhan akan oksigen tambahan tidak atau belum terlalu perlu. Kecuali mereka yang memiliki masalah pernapasan,” ujarnya kepada Republika.co.id, Kamis (10/2/2020).

Berdasarkan catatan peminjaman Gerakan Solidaritas Sejuta Tes Antigen untuk Indonesi , sejak 01 Februari, ada 13 orang yang hendak meminjam tabung oksigen. Dari 4 orang dipinjamkan tabung, 3 di antaranya dari Cirebon dan satu peminjam dari Jakarta Timur.

“Yang batal dipinjamkan karena sudah mendapatkan tabung dari tempat lain, ada yang sudah beli, atau tidak jadi meminjam saja. Satu pasien yang kita pinjamkan mengakui kena Covid, yang lainnya tidak tahu karena mereka tidak melakukan tes, dan tidak mau  kasih tahu juga, tetapi mereka membutuhkan bantuan oksigen, dan gejalanya seperti gejala Covid,” ujarnya.

 

Biasanya tim relawan meminjamkan tabung oksigen dengan kondisi terisi. Saat ini ada 6 tabung ukuran 1 meter kubik yang dalam kondisi terisi, 11 tabung 6 meter kubik dengan kondisi terisi, 2 oksigen concentrator ukuran 5 Liter, 2 oksigen concentrator ukuran 7 liter, dan 7 oksigen concentarator ukuran 10 liter. Untuk peminjamannya pun sudah termasuk dengan regulator dan selang yang dipinjamkan dengan gratis atau tanpa biaya.

Baca: Tingkat Keterisian Tempat Tidur RS Covid-19 di Kota Bandung Meroket

Baca: Bandarlampung Aktifkan Kembali Posko Penyekatan Masuk Kota

Baca: 7 Kasus Pemerkosaan Terungkap di Tangerang, Korbannya Bocah Perempuan dan Laki-Laki

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler