Gejalanya Mirip Sakit Jantung, Benarkah GERD Bisa Mengancam Jiwa?

Gejalanya mirip sakit jantung, GERD sering disebut dapat membahayakan nyawa.

Republika/Agung Supriyanto
Sakit Jantung (Ilustrasi). Salah satu gejala GERD adalah nyeri atau rasa terbakar pada dada. Sekilas, gejala GERD ini mirip seperti gejala penyakit jantung.
Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gastroesophageal reflux disease (GERD) kerap disebut sebagai penyakit yang dapat menyebabkan kematian. Padahal, anggapan ini tak sepenuhnya tepat.

GERD pada dasarnya merupakan penyakit saluran cerna di mana asam lambung mengalami refluks atau naik kembali ke kerongkongan. Kondisi ini disebabkan oleh lemahnya katup atau sfingter pada kerongkongan di bagian bawah yang tak mampu menutup dengan baik.

Salah satu gejala GERD adalah nyeri atau rasa terbakar pada dada. Sekilas, gejala GERD ini mirip seperti gejala penyakit jantung.

"Bilang meninggal karena GERD, tapi ternyata jantungnya," lanjut dokter spesialis gastroenterologi dari FKUI-RSCM Prof Dr dr Ari Fahrial Syam SpPD-KGEH MMB FINASIM dalam virtual media briefing bersama Wellesta CPI, dikutip Senin (14/2/2022).

Baca Juga


Infografis Pola Makan Penderita GERD - (republika.co.id)

Meski tidak menyebabkan kematian secara langsung, bukan berarti GERD bisa disepelekan begitu saja. GERD yang tidak diobati dan dikelola dengan baik dapat menyebabkan terjadinya beragam komplikasi. Salah satunya adalah perlukaan di area kerongkongan atau esofagus akibat paparan asam lambung.

"Lambung sejatinya siap dengan pH 1-2, tapi esofagus tidak," ungkap Prof Ari.

Ketika perlukaan di area kerongkongan ini terus berlanjut, komplikasi yang lebih berat bisa terjadi di kemudian hari. Komplikasi tersebut adalah kanker kerongkongan atau kanker esofagus. Bila sudah berkembang menjadi kanker, maka kematian bisa terjadi.

"Apakah (GERD) mengancam jiwa? Tidak secara langsung, tapi kalau ada proses sampai kanker, ujung-ujungnya meninggal," pungkas Prof Ari.

Untuk mencegah kondisi ini, Prof Ari mengatakan ada beberapa upaya yang dapat dilakukan. Salah satunya adalah mengobati GERD dengan penggunaan obat yang sesuai seperti golongan obat penghambat pompa proton (PPI) atau golongan obat potassium-competitive acid blocker (P-CAB).

Saat ini, vonoprazan yang merupakan obat golongan P-CAB sudah tersedia untuk pasien GERD. Vonoprazan merupakan obat penekan asam lambung baru yang bekerja dengan cara meningkatkan pH lambung.

Untuk meringankan gejala GERD, penggunaan obat antasida yang bisa dibeli bebas bisa membantu. Akan tetapi, obat ini hanya meringankan gejala sementara waktu dan tidak mengobati ataupun mencegah komplikasi terkait GERD.

Di samping pengobatan, Prof Ari juga sangat menganjurkan perbaikan gaya hidup bagi penderita GERD. Upaya ini penting untuk mencegah kekambuhan di kemudian hari.

Beberapa perubahan gaya hidup yang dianjurkan adalah perbaikan pola makan, menjaga berat badan yang sehat, berhenti merokok, tidak berbaring setelah makan, dan menyantap makanan secara perlahan. Selain itu, jangangunakan pakaian yang terlalu ketat pada area pinggang.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler