Kasus Covid-19 di Bandung Naik Terus, Warga Justru Abai Pakai Masker

Abai protokol kesehatan dinilai faktor naiknya Covid-19 di Bandung

Edi Yusuf/Republika
Petugas Satpol PP Kota Bandung, mengingatkan pengunjung agar tetap mengenakan masker dan menjaga prokes di kawasan Alun-alun Kota Bandung, Kamis (10/2/2022). Kota Bandung saat ini kembali masuk PPKM level 3 di tengah lonjakan Covid-19 varian omicron. Semua unsur satgas Covid-19 kembali gencar mengingatkan warga untuk selalu mematuhi prokes dan aturan yang berlaku.
Rep: Muhammad Fauzi Ridwan Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG— Penyebaran kasus Covid-19 di Kota Bandung terus mengalami peningkatan dari hari ke hari. Salah satu penyebab kenaikan kasus ditengarai karena banyak masyarakat yang abai menerapkan protokol kesehatan yaitu memakai masker. 

Baca Juga


Pelaksana tugas (Plt) Wali Kota Bandung Yana Mulyana mengatakan upaya yang dilakukan untuk menekan Covid-19 dan mobilitas masyarakat yaitu pembatasan jam operasional maupun kapasitas di sektor usaha dan sosial. Penutupan ruas jalan dan ganjil genap serta pengawasan. 

"Ya mudah-mudahan ini ikhtiar kita mudah- mudahan penyebaran Covid bisa teratasi," ujarnya, Senin (14/2/2022). Namun begitu varian Omicron yang memiliki kecepatan tinggi membuat penyebaran lebih mudah terjadi. Oleh karena itu pihaknya mengimbau masyarakat waspada serta tidak panik. 

Dia melanjutkan upaya menekan penyebaran Covid-19 saat ini adalah mempercepat vaksinasi Covid-19 serta disiplin menggunakan masker. Dua hal tersebut yang disampaikan presiden Joko Widodo untuk dilakukan. 

Pihaknya sudah berkoordinasi dengan forum pimpinan kepala daerah untuk bersama-sama kembali mengingatkan masyarakat memakai masker. "Kalau kita lihat sebenarnya cukup banyak orang abai lagi terhadap penggunaan masker," katanya. 

Camat Coblong Kota Bandung Krinda Hamidipraja mengatakan kenaikan kasus di Kecamatan Coblong disebabkan mobilitas yang tinggi. Selain itu masih terdapat masyarakat yang abai tidak menggunakan masker. 

"Pertama ini yang kos-kos sudah pada datang lagi, terus kadang-kadang kita kebetulan kita punya dua terminal Sadang Serang dan Dago. Woro-woro sudah dengan UPT agar driver pakai masker kadang mereka masih nakal supir mobilitas tinggi," ungkapnya. 

Selain itu di wilayahnya terdapat pool travel yang memiliki mobilitas tinggi antar kota di Jawa Barat. Mereka yang terpapar mayoritas bergejala ringan atau tanpa gejala sehingga hanya isolasi mandiri dan sebagian kecil di rumah sakit. 

"(Klaster) paling itu yang kos-kos sudah mulai datang contoh di Dago hampir lima orang dari Bangka datang 5 orang positif satu orang ke BPKSDM Cimahi," katanya.

Dia mengatakan pihaknya memiliki enam tempat isolasi mandiri. Upaya yang dilakukan untuk menekan Covid-19 yaitu buka tutup Jalan Dipatiukur termasuk gang-gang di pemukiman warga serta melakukan sosialisasi.    

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler