Punya Imunitas Hybrid dari Vaksinasi dan Pengalaman Kena Covid-19: Sudah Aman Belum?

Imunitas hybrid diapat oleh orang yang sudah divaksinasi dan pernah kena Covid-19.

www.pixabay.com
Penyebaran Covid-19 (ilustrasi). Orang yang telah divaksinasi namun kena Covid-19 memiliki imunitas hybrid untuk beberapa saat.
Rep: Adysha Citra Ramadani Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kombinasi vaksinasi lengkap dan infeksi alami Covid-19 digadang dapat memberikan perlindungan yang lebih banyak. Kekebalan yang didapatkan dari kombinasi vaksinasi dan infeksi alami ini kerap disebut sebagai imunitas hybrid.

Menurut beberapa ahli penyakit menular, imunitas hibrida digadang sebagai bentuk imunitas tertinggi dalam melawan SARS-CoV-2. Proteksi yang terbentuk dari infeksi alami memang belum diketahui bisa bertahan berapa lama. Akan tetapi, banyak dokter setuju bahwa orang yang sudah vaksinasi dan pulih dari infeksi alami memiliki kemungkinan besar untuk terlindungi dari reinfeksi dan mentransmisikan virus kepada orang lain.

Ahli penyakit menular dari Johns Hopkins University Center for Health Security Amesh Adalja mengatakan reinfeksi bisa tetap terjadi, bahkan pada orang yang memiliki imunitas hibrida. Hal ini dikarenakan virus corona terus bermutasi dan varian baru akan bermunculan.

Akan tetapi, orang dengan imunitas hibrida kemungkinan hanya akan mengalami gejala ringan bila mengalami reinfeksi. Adalja menilai orang dengan imunitas hibrida tak perlu khawatir untuk kembali melakukan aktivitas normal mereka.

"Setidaknya untuk periode beberapa bulan (selama imunitas bertahan)," jelas Adalja, seperti dilansir Huffington Post, Kamis (17/2/2022).

Sebuah studi dari peneliti Hong Kong juga sempat menyoroti soal imunitas yang terbentuk pada kasus breakthrough infection. Infeksi tersebut merupakan sebutan untuk kasus Covid-19 yang mengenai individu yang sudah divaksinasi.

Baca Juga


Menurut studi tersebut, infeksi terobosan akibat varian Omicron memunculkan antibodi yang luas dan respons sel T yang dapat bekerja dengan baik dalam melawan varian-varian lain. Varian ini meliputi varian alpha, beta, gama, dan delta.

Antibodi yang diproduksi sistem imun pada kasus infeksi breakthrough dari omicron ini bisa ditemukan di berbagai area tubuh, termasuk rongga hidung. Hal ini dinilai baik mengingat rongga hidung merupakan pertahanan pertama tempat terhirupnya partikel virus.

Panduan Centers for Disease Control and Prevention (CDC) menyatakan bahwa orang yang baru pulih dari Covid-19 memiliki perlindungan yang baik setidaknya selama tiga bulan. Sebagian data bahkan menemukan bahwa perlindungan ini bisa bertahan selama tujuh sampai delapan bulan, atau lebih lama.

Sudah divaksinasi, orang masih bisa kena Covid-19. - (Republika)


Akan tetapi, perlindungan dari imunitas hibrida ini tidak akan sama pada setiap orang. Kekebalan yang terbentuk, terutama pada orang dengan gangguan imun atau komorbid, bisa menurun seiring waktu. Dengan kata lain, meski sudah mendapatkan imunitas hibrida, setiap orang dianjurkan untuk tetap waspada terhadap risiko penularan Covid-19.

"Jangan mengira bahwa hanya karena Anda sekali terinfeksi, Anda tidak akan tertular lagi," ujar Profesor Carlos del Rio dari Emory University.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler