Dampak Kelangkaan Chip Mercedes Benz Meluas
Konsumen yang harus inden mobil Mercedes Benz jadi semakin banyak.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tahun lalu, Mercedes Benz mengungkap bahwa kelangkaan chip mulai berdampak bagi pasokan di Indonesia. Kelangkaan semikonduktor itu pun masih membuat konsumen Mercedes Benz harus inden.
Deputy Director Sales Operation and Product Management PT Mercedes Benz Distribution Indonesia (MBDI), Karyanto Hardjosoemarto mengatakan, hingga saat ini, persoalan itu pun masih terjadi. Bahkan, bagi pabrikan Jerman itu, kini dampaknya makin luas.
Tahun lalu kelangkaan chip hanya berdampak terhadap produk yang diimpor secara complete built up (CBU). Saat itu, mayoritas produk yang mengalami keterlambatan adalah niche model atau model yang dipesan khusus oleh konsumen.
"Kini sejumlah produk complete knock down (CKD) juga mulai terdampak kelangkaan chip," kata Karyanto Hardjosoemarto kepada Republika.co.id beberapa waktu lalu.
Hal itu pun otomatis membuat konsumen yang harus inden jadi semakin banyak. Menurutnya, beberapa produk CBU mengalami keterlambatan pasokan sekitar tiga hingga empat bulan. Sedangkan sejumlah produk CKD rakitan Wanaherang, Bogor, Jawa Barat juga mengalami inden dengan durasi yang beragam pada masing-masing produk.
MBDI pun terus melakukan koordinasi dengan kantor pusat Mercedes Benz untuk selalu melakukan monitoring sehingga kebutuhan produk itu dapat selalu dipenuhi dengan baik.
Secara global, mayoritas kebutuhan chip mobil dipenuhi oleh produsen dari Taiwan. Hal ini pun membuat proses produksi sejumlah pabrikan otomotif sangat bergantung pada pemasok tersebut.
Dikutip dari Drive pada Januari lalu, kelangkaan chip yang terjadi saat ini pun membuat Amerika Serikat (AS) tak ingin lagi bergantung pada pasokan chip dari luar negeri. Hal ini bahkan diungkapkan oleh President of the United States Joe Biden.
Oleh karena itu, Pemerintah AS mendorong agar Intel mulai melakukan produksi chip untuk mobil. Hal ini pun disepakati oleh Intel lewat investasi sebesar 20 milar dolar AS.