Mengapa Orang Bisa Dua Kali Kena Covid-19?

Reinfeksi mungkin terjadi pada orang yang sudah pernah kena Covid-19.

Pixabay
Ilustrasi Covid-19 varian omicron. Penyintas Covid-19 memiliki antibodi yang melindunginya selama beberapa saat dari risiko kembali kena penyakit wabah global ini.
Rep: Santi Sopia Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sudah sembuh dari Covid-19, mengapa orang ada yang bisa kena dua kali? Reinfeksi memang mungkin terjadi, namun sepertinya itu tidak akan mengusik dalam waktu yang terlalu singkat.

Seperti juga vaksinasi, infeksi SARS-CoV-2 juga memicu tubuh untuk memproduksi antibodi. Tingkat kekebalan ini paling kuat begitu orang sembuh. Pada masa awal setelah sembuh, memori seluler dari infeksi dan antibodi penetralisir berada pada level yang paling kuat.

"Seseorang yang telah divaksinasi sebelumnya dan kemudian mendapat infeksi omicron secara efektif mendapatkan peningkatan kekebalan oleh infeksi dengan cara yang mirip dengan dosis vaksin ketiga," kata Prof Miles Davenport, yang memimpin Program Analisis Infeksi di Kirby Institute.

Kemungkinan, "peningkatan" kekebalan ini dapat memberikan perlindungan tingkat tinggi dari risiko infeksi omicron untuk jangka waktu yang signifikan. Prof Davenport menyebut, kemungkinan kekebalan itu bertahan 12 bulan.

Baca Juga



Menurut Prof Davenport, infeksi akibat satu varian umumnya memberikan tingkat perlindungan terhadap varian lain. Infeksi omicron akan memberikan perlindungan terkuat terhadap potensi reinfeksi omicron.

"Akan tetapi, kekebalan yang didapat dari infeksi omicron punya perlindungan yang lebih lemah terhadap varian lain," jelas Prof Davenport.

Terkait perlindungan atau antibodi yang dihasilkan usai pulih dari infeksi, masih diperdebatkan, dan kemungkinan akan berbeda dari orang ke orang.

Sementara itu, ahli epidemiologi Prof Mary-Louise McLaws yang merupakan penasihat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut orang bisa jadi aman dari kemungkinan kena Covid-19 lagi hanya sekitar tiga bulan. Ini karena antibodi penetralisir berada pada level tertinggi selama periode itu, sebelum akhirnya mulai berkurang.

"Dengan omicron dan delta, kita mungkin tidak akan memiliki antibodi selamanya," kata Prof McLaws.

Soal periode proteksi yang didapatkan dari infeksi terdahulu, Prof Steven Tong yang merupakan dokter penyakit menular dari Doherty Institute di Australia, juga sepakat dengan Prof McLaws. Ia memperkirakan orang yang baru saja pulih dari omicron memiliki tingkat perlindungan yang cukup tinggi setidaknya selama tiga bulan, namun ini tidak bisa digeneralisir.

Baca juga : Obat Ini Disetujui untuk Pengobatan Omicron

"Masih terlalu cepat untuk menarik kesimpulan soal omicron, kita belum benar-benar memahaminya. Meskipun saya dapat berspekulasi bahwa Anda akan memiliki perlindungan pasca infeksi, kita tidak tahu pasti," kata Prof Tong, seperti dilansir abc.net.au, Senin (21/2/2022).

Di New South Wales, otoritas kesehatan bermain aman. Meskipun begitu, ada pengecualian yang mengharuskan orang yang baru saja pulih dari virus tidak harus mengisolasi jika mereka adalah kontak erat. Hal itu hanya berlaku untuk orang yang telah terinfeksi virus dalam sebulan terakhir.

"Orang yang telah pulih dari Covid-19 memiliki risiko rendah untuk mendapatkannya lagi dalam 28 hari setelah Anda dibebaskan karena kebanyakan orang mengembangkan kekebalan," tulis situs web Kesehatan NSW.

Tetapi masalah yang lebih besar adalah apakah varian lain yang mampu menghindari antibodi yang sudah ada sebelumnya, seperti omicron, akan muncul? Jika benar, kapan sekiranya itu akan terjadi?

Prof Tong mengaku tidak tahu apa yang akan terjadi dalam waktu enam bulan ke depan. Orang yang telah terinfeksi omicron bisa jadi dapat atau tidak terinfeksi ulang dengan varian lain. Akan tetapi, secara teori, itu mungkin saja terjadi.

Baca juga : BOR RS Covid-19 di 10 Provinsi Luar Jawa Bali Alami Kenaikan

Bagaimana dengan booster?
Terlepas dari infeksi Covid-19 sebelumnya, orang masih perlu mendapatkan vaksin dosis booster. Prof McLaws merekomendasikan menunggu tiga bulan setelah infeksi untuk mendapatkan booster dengan asumsi penyintas sudah merasa baik.

Sebab, saat itulah antibodi penetral seseorang akan mulai berkurang. Menurut Prof Tong, bagaimanapun, lebih cepat lebih baik untuk mendapatkan vaksin dosis penguat antibodi.

Sudah divaksinasi, orang masih bisa kena Covid-19. - (Republika)

"Jika Anda telah pulih dari penyakit akut, katakanlah dua atau tiga pekan setelahnya Anda kembali normal, maka itu saat yang tepat untuk mendapatkan suntikan ketiga Anda," katanya.

Prof Tong menjelaskan bahwa bahkan orang yang telah pulih dari virus masih harus mendapatkan suntikan vaksin apa pun yang memenuhi syarat. Sebab, itu akan membantu melindungi dari infeksi ulang dan rawat inap di masa depan.

"Tampaknya, setidaknya dengan varian sebelumnya, bahwa infeksi sebelumnya dan kemudian vaksinasi benar-benar memberi Anda kekebalan yang hampir super terhadap Covid," jelas dia.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler