6 dari 10 Orang tidak Bisa Melewatkan Sehari tanpa Ponsel

Studi di AS mengungkap, rata-rata orang memeriksa ponsel sebanyak 20 kali sehari.

EPA
Pengguna ponsel. Sebuah survei baru terhadap 2.000 orang di AS mengungkapkan bahwa enam dari 10 orang tidak bisa melewatkan satu hari saja tanpa ponsel.
Rep: Shelbi Asrianti Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Telepon genggam alias ponsel sudah jadi bagian dari gaya hidup masyarakat modern. Sebuah survei baru mengungkapkan bahwa enam dari 10 orang di Amerika Serikat tidak bisa melewatkan satu hari saja tanpa ponsel.

Jajak pendapat dilakukan terhadap 2.000 pengguna ponsel pintar di Amerika Serikat. Hasilnya menunjukkan bahwa kebanyakan orang benar-benar bergantung pada ponsel untuk berbagai kegiatan sehari-hari.

Sebanyak 68 persen responden mengandalkan ponsel untuk mengambil foto, sementara 64 persen menggunakannya untuk memeriksa waktu. Ada 62 persen yang terus-menerus mengecek prakiraan cuaca.

Sejumlah 13 persen peserta mengaku tidak dapat menemukan jalan menuju lokasi sehari-hari tanpa melihat peta digital di ponsel. Ada 27 persen responden yang sepenuhnya bergantung pada smartphone untuk petunjuk arah saat bepergian.

Bahkan, satu dari tiga orang yang disurvei sama sekali tidak pernah menggunakan peta versi cetak dalam hidup mereka. Ada tiga dari 10 orang yang tidak pernah meninggalkan rumah tanpa ponsel sama sekali.

Secara keseluruhan, rata-rata responden memeriksa perangkat seluler mereka sebanyak 20 kali sehari. Dalam periode 24 jam, rata-rata mereka menghabiskan dua jam penuh melihat layar ponsel.

Baca Juga


Berdasarkan survei, sebanyak 48 persen orang mengatakan akan sangat kecewa jika kehilangan ponsel. Itu melebihi tingkat stres karena kehilangan kartu ATM (46 persen), kunci mobil (40 persen), dan cincin kawin (25 persen).

Survei tersebut dilakukan oleh OnePoll untuk HMD Global. Temuan lain dalam studi tersebut, yakni responden menganggap kehabisan daya baterai ponsel adalah skenario mimpi buruk.

Satu dari delapan orang mengklaim bahwa baterai yang sekarat benar-benar membuat mereka cemas. Pengguna ponsel terus-menerus mencari tempat untuk mengisi daya baterai mereka yang hampir habis.

"Smartphone menawarkan begitu banyak, tidak mengherankan kita menjadi bergantung, membuat keluhan umum seputar masa pakai baterai menjadi masalah nyata," kata Petri Hayrynen dari HMD Global, dikutip dari laman Study Finds, Rabu (23/2/2022).

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler