Ahli Infeksi: Covid-19 Tetap Berbahaya Meski Orang tidak Punya Komorbid

Covid-19 tak hanya berbahaya bagi orang yang memiliki komorbid.

www.pixabay.com
Pencegahan Covid-19 (ilustrasi). Covid-19 berbahaya bagi semua kelompok masyarakat, bukan saja orang dengan komorbid.
Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Infeksi virus corona tipe baru (SARS-CoV-2) tak hanya berbahaya bagi orang dengan komorbid saja. Dokter spesialis penyakit dalam konsultan penyakit tropik dan infeksi dari Universitas Indonesia, Ronald Irwanto, mengatakan bahwa infeksi virus penyebab Covid-19 itu berbahaya bagi semua kelompok masyarakat.

Baca Juga


Komorbid adalah penyakit penyerta atau penyakit bawaan selain penyakit utama yang sedang diderita. Dalam kasus Covid-19, beberapa komorbid yang perlu diwaspadai adalah hipertensi, diabetes melitus, penyakit jantung, gangguan pernapasan, gangguan saraf, gangguan endokrin, dan penyakit liver.

Dr Ronald mengatakan bahwa pada dasarnya komorbid merupakan salah satu penyulit dalam setiap infeksi Covid-19. Akan tetapi, tingginya risiko yang dihadapi pasien saat terinfeksi virus corona tak hanya dihadapi oleh para penyandang komorbid saja.

"Bukan komorbid saja, contoh waktu gelombang delta, banyak pasien yang usia muda meninggal atau kondisinya, payah padahal dia tidak ada diabetes. Ada banyak faktor lain," ujar sekretaris jenderal Perhimpunan Pengendalian Infeksi Indonesia (Perdalin) itu, dikutip pada Rabu (23/2/2022).

Dr Ronald menjelaskan, ada beberapa faktor yang menyebabkan infeksi yang ditimbulkan oleh Covid-19 semakin memburuk. Jumlah virus yang tinggi dan reseptor atau tempat melekatnya virus juga tinggi menjadi pemicunya.

"Ada hal lain yang memperburuk kondisi pasien seperti loading virusnya tinggi, kedua reseptornya tinggi atau tempat melekatnya itu tinggi. Udah loading virusnya banyak, melekatnya tinggi, itu berpotensi menjadikan kondisi lebih buruk, bahkan untuk orang yang tidak punya komorbid," jelasnya.

Beda gejala infeksi varian omicron dan delta. - (Republika)

Oleh karenanya, dr Ronald meminta agar masyarakat tidak meremehkan gejala ringan dari Covid-19. Sebab dalam beberapa kasus, ada virus yang sudah hilang atau mati, namun infeksinya bertahan lama di tubuh manusia.

Sementara itu, dr Ronald mengatakan bahwa sangat memungkinkan seseorang bisa terpapar SARS-CoV-2 berulang kali. Seperti layaknya infeksi lain, Covid-19 juga dapat menyerang seseorang yang pernah positif.

"Namanya infeksi pasti bisa kena berkali-kali. Apapun segala kemungkinannya tetaplah menjaga protokol kesehatan. Enggak ada strategi lain, tetap disiplin pada protokol kesehatan dan vaksinasi," ujar dr Ronald.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler