7 Gejala Neurologis yang Bisa Bertahan Berbulan-bulan Setelah Sembuh Covid-19

Gejala neurologis dapat mengusik penyintas Covid-19.

www.freepik.com
Nyeri sendi (Ilustrasi). Penderita Covid-19 berisiko mengalami gangguan neurologis meski telah sembuh selama berbulan-bulan.
Rep: Gumanti Awaliyah Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Long Covid adalah kondisi di mana seorang penyintas Covid-19 masih merasakan gejala penyakit tersebut dalam jangka waktu berbulan-bulan. Gejala dapat bertahan lebih dari 12 pekan dan gejalanya baru bisa berkembang seiring waktu.

Sebagian besar penderita Covid-19 sembuh dalam empat pekan pertama, namun ada sejumlah gejala neurologis potensial yang tersisa. Layanan Kesehatan Nasional Inggris (NHS) mencatat, gejala-gejala neurologis itu mencakup gangguan kognitif, yang dikenal sebagai kabut otak (brain fog) serta kehilangan konsentrasi atau masalah memori.

Selain itu, ada juga yang mengeluhkan gejala sakit kepala, gangguan tidur, kesemutan atau mati rasa, pusing dan berpotensi mengigau pada orang tua. Ada juga sejumlah tanda lain, meski gejala long Covid bisa banyak dan beragam serta berubah seiring waktu.

NHS mencatat gejala long Covid lainnya bisa berupa masalah pernapasan atau kardiovaskular, seperti sesak napas, batuk, sesak dada, nyeri dada, dan jantung berdebar. Gejala potensial lainnya termasuk kelelahan, demam, dan nyeri.

Beberapa orang juga mengalami tinnitus, sakit telinga, sakit tenggorokan, kehilangan fungsi indra pengecap dan penciuman. Ruam kulit juga dapat terjadi. Demikian juga dengan nyeri sendi, nyeri otot, sakit perut, mual. Diare, nafsu makan berkurang pada orang tua, dan penurunan berat badan pun bisa dialami penyintas Covid-19.

"Lama pemulihan seseorang tidak selalu terkait dengan tingkat keparahan penyakit awal atau apakah Anda dirawat di rumah sakit. Jika gejala baru atau yang sedang berlangsung memang terjadi dan membuat Anda khawatir, Anda harus selalu mencari saran dan dukungan medis," kata NHS seperti dilansir laman Express.co.uk, Rabu (23/2/2022).

Banyak orang akan menyadari tanda-tanda umum infeksi virus corona (SARS-CoV-2), seperti batuk atau demam, tetapi varian omicron juga berpotensi menunjukkan sejumlah tanda lainnya. NHS mencatat, gejalanya ialah demam tinggi, batuk yang terus-menerus, dan kehilangan atau perubahan pada indra penciuman atau perasa.

Mayo Clinic mengatakan bahwa orang tua dan orang dengan penyakit bawaan yang serius adalah kelompok paling mungkin mengalami gejala long Covid. Namun, orang muda yang sehat pun bisa mengalami long covid selama berminggu-minggu, bahkan berbulan-bulan setelah infeksi.

Baca Juga


British Heart Foundation (BHF) mengatakan bahwa tidak ada tes tunggal untuk long Covid. Karena itu, BHF menyarankan mereka yang merasakan gejala-gejala tersebut setelah dinyatakan sembuh dari Covid-19 untuk segera berkonsultasi dengan dokter.

"Dokter mungkin merujuk Anda untuk tes darah dan tes lainnya, yang dapat membantu menunjukkan berapa lama Covid-19 memengaruhi Anda dan bagaimana cara pengobatannya atau bahkan mungkin ada penyebab lain untuk gejala Anda," kata BHF.

Badan amal itu mencatat bahwa nyeri dada adalah gejala umum Covid-19. Beberapa orang mengalami nyeri dada yang berlangsung di luar infeksi Covid-19 awal mereka atau yang dimulai pada beberapa pekan setelah mereka terinfeksi virus.

"Penting untuk diingat bahwa meskipun Anda telah menderita Covid-19 dan sekarang mengalami nyeri dada, itu mungkin tidak terkait dengan virus,” jelas BHF.

BHF mengatakan, jika Anda mengalami nyeri dada jenis baru sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter. Karena nyeri dada bisa menjadi pertanda sesuatu yang lebih serius, seperti masalah jantung atau paru-paru.

"Ada beberapa bukti bahwa mendapatkan vaksin bisa mengurangi long Covid,pada orang yang tertular virus sebelum mereka divaksinasi," demikian kata BHF.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler