Kemenag Gunakan Kriteria Baru Tentukan Awal Bulan Hijriyah

Kriteria baru ini disepakati Menag Brunei, Indonesia, Malaysia, dan Singapura.

Prayogi/Republika.
Petugas mengamati posisi hilal dengan menggunakan teropong. Kemenag Gunakan Kriteria Baru Tentukan Awal Bulan Hijriyah
Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Agama (Kemenag) akan menggunakan kriteria baru yang telah disepakati oleh Menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura (MABIMS) untuk menentukan awal bulan dalam kalender Hijriyah.

Baca Juga


"Kriteria MABIMS baru ini merupakan hasil Mazakarah Rukyah dan Takwim Islam MABIMS pada 2016 di Malaysia yang diperkuat oleh seminar internasional fikih falak di Jakarta yang menghasilkan Rekomendasi Jakarta tahun 2017," kata Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kemenag Kamaruddin Amin sebagaimana dikutip dalam siaran pers kementerian di Jakarta, Rabu (23/2/2022).

MABIMS sepakat mengubah kriteria ketinggian hilal (bulan) dari 2 derajat, elongasi 3 derajat, dan umur bulan 8 jam menjadi ketinggian hilal 3 derajat dan elongasi 6,4 derajat dalam menentukan awal bulan Hijriyah. "MABIMS juga bersepakat, penetapan awal bulan Ramadhan, Dzulhijjah, dan Safar tidak hanya melihat aspek saintifik, tetapi perlu melihat aspek syariah, sosiologis, dan psikologis," kata Kepala Subdirektorat Hisab Rukyat dan Syariah Kementerian Agama Ismail Fahmi.

Ia mengatakan MABIMS semula sepakat menggunakan kriteria tinggi hilal 3 derajat dan elongasi 6,4 derajat untuk menentukan awal bulan Hijriyah pada 2018, tetapi urung. Kriteria baru itu kemudian digunakan pada 2021.

Menurut Fahmi, penggunaan kriteria baru akan berdampak pada penetapan awal bulan Ramadhan, Dzulhijjah, dan Safar tahun ini. "Itu akan ada perubahan yang diprediksikan terjadi pada Ramadhan, Dzulhijjah, dan Safar tahun ini. Kita akan ubah sesuai dengan kriteria baru," katanya.

Kementerian Agama akan menyosialisasikan penggunaan kriteria baru dalam penetapan awal bulan dalam penanggalan Hijriyah ke organisasi-organisasi massa Islam.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler