10 Provinsi Tunjukkan Tren Penurunan Kasus Covid-19 

Keterisian tempat tidur di rumah sakit daerah bertahan di 38 persen

Dok Kemenkes
Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kemenkes, dr Siti Nadia Tarmizi, menyaakan keterisian tempat tidur di rumah sakit daerah bertahan di 38 persen
Rep: Dian Fath Risalah Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Tren penurunan kasus konfirmasi Covid-19 di 10 provinsi terus terjadi hingga Rabu (23/2). Terdapat enam provinsi yang kasusnya turun setelah sempat melewati jumlah kasus harian pada gelombang Delta, seperti DKI Jakarta, Banten, Bali, Maluku, Papua, dan NTB. 

Baca Juga


Sementara itu empat provinsi masuk fase pelandaian kasus per Rabu (23/2), setelah sebelumnya menyamai atau bahkan melebihi kasus Delta. Keempat Provinsi dengan kasus harian melandai adalah, Jawa Timur, Jawa Barat, Kalimantan Selatan, serta Papua Barat.

Tren penurunan kasus harian ini juga diikuti dengan tren penurunan positivity rate dalam sepekan terakhir. Hingga Rabu (23/2) DKI Jakarta, Banten, Bali, NTB, Maluku, dan Papua menunjukkan tren penurunan postivity rate. Sedangkan Jawa Barat, Jawa Timur, Kalimantan Selatan, dan Papua Barat tercatat mengalami pelandaian positivity rate.

Catatan lain yang juga sangat membangun optimisme, hingga Kamis (24/2), jumlah pasien yang dirawat di rumah sakit masih terkendali dengan sangat baik tanpa mengalami peningkatan. Keterisian tempat tidur isolasi maupun intensif Covid-19 masih terus bertahan di posisi 38 persen sejak Ahad (20/2) hingga hari ini.

“Hingga Rabu (23/2), jumlah kejadian rawat inap RS untuk pasien Covid-19 per pekannya berada di 9,02/100 ribu penduduk. Angka ini masih sangat memadai dibanding puncak perawatan pasien saat gelombang Delta 17 Juli 2021 lalu yang mencapai 33,69/100 ribu penduduk,” kata  Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi Jumat (25/2).

Selain itu, tren rasio kematian (case fatality rate/CFR) mingguan per 22 Februari lalu juga mengalami penurunan 6,61 persen dari pekan sebelumnya. CFR nasional per minggunya kini berada di posisi 2,85. 

Kasus kematian per 23 Februari di posisi 227 per hari, jauh lebih sedikit dibandingkan puncak kematian pada gelombang Delta 27 Juli 2021 lalu yang mencatat hingga 2.069 kematian per harinya.

“Upaya-upaya penanganan dan pencegahan Covid-19 yang dilakukan pemerintah adalah untuk menekan risiko kematian bagi penduduk akibat infeksi Covid-19. Tidak hanya menjaga ketahanan fasilitas pelayanan kesehatan, kita juga terus memperluas dan mempercepat cakupan vaksinasi nasional untuk melindungi kelompok rentan,” ujar Nadia. 

Hingga 19 Februari 2022, dari 2.484 pasien yang meninggal akibat COVID-19 73 persen belum divaksinasi lengkap. 53 persen di antara pasien meninggal tersebut adalah lansia dan 46 persen memiliki komorbid.

“Dari data yang sudah dikaji hingga 19 Februari lalu, risiko kematian tertinggi masih terjadi pada pasien yang belum menerima vaksinasi lengkap, lansia, dan yang memiliki komorbid. Komorbid terbanyak yang ditemukan di pasien meninggal adalah diabetes melitus dan bahkan 21 persen pasien memiliki komorbid lebih dari satu,” ungkap dr Nadia.

Meski vaksinasi lengkap maupun bagi yang sudah mendapatkan booster, masyarakat tetap diimbau untuk sama-sama memperketat protokol kesehatan selama periode Omicron ini. Hal ini demi memperkecil peluang terpapar dan terinfeksi Covid-19 varian Omicron, sekaligus mengurangi risiko dirawat di rumah sakit akibat Covid-19.    

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler