Militer Ukraina: Pasukan Terjun Payung Rusia Mendarat di Kharkiv, Pertempuran Pecah

Saksi menyebut Rusia tak hentinya membombardi Khakiv.

AP/Marienko Andrew
Sebuah pengangkut personel lapis baja Rusia terbakar di tengah kendaraan utilitas ringan yang rusak dan terbengkalai setelah pertempuran di Kharkiv, Ukraina, Ahad, 27 Februari 2022.
Red: Teguh Firmansyah

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW --  Pasukan terjun payung Rusia telah mendarat di kota sebelah timur, Kharkiv. Demikian dilaporkan militer Ukraina, Rabu (2/3/2022).

"Tentara terjung payung Rusia telah mendarat di Kharkiv, dan menyerang rumah sakit lokal," ujar tentara Ukraina, dalam pesan yang disampaikan lewat Telegram.  "Pertempuran antara tentara invasi (Rusia) dan Ukraina masih berlangsung hingga sekarang."

Kharkiv merupakan kota kedua terbesar di Ukraina yang ingin coba dikuasi oleh tentara Rusia. Saksi melaporkan, rumah-rumah warga sipil di Kota Kharkiv, Ukraina, terus-menerus dibombardir.

"Kami terus-menerus dibombardir dengan sedikit jeda. Mereka mengebom rumah-rumah sipil secara acak untuk menimbulkan ketakutan," kata Volodymyr Yuriyovych Yurchenko (24 tahun) kepada Antara melalui aplikasi Telegram.

Yurchenko adalah seorang mahasiswa di Institut Politeknik Kharkiv yang juga tinggal di kota Kharkiv, yang pada Selasa (1/3/2022) mendapat serangan misil dari Rusia. Menurut Yurchenko, para warga Ukraina di Kharkiv didorong untuk tinggal di tempat-tempat penampungan.

Selain itu, seluruh sistem kereta bawah tanah di kota itu juga beralih fungsi sebagai tempat perlindungan. Namun banyak stasiun dalam kondisi kapasitas penuh."Saya, ibu saya, saudara laki-laki saya, dan orang-orang dari apartemen kami duduk di ruang bawah tanah. Di sini dingin tapi kami masih bisa bertahan ... kami menyeret balok kayu dari jalan, kursi, dan segala yang kami bisa untuk membuat tempat ini nyaman. Kami sudah tahu akan ada perang sehingga kami memiliki cukup makanan untuk saat ini," ujarnya.

Sampai Rabu pagi apartemen Yurchenko mati listrik dan internet menjadi tidak stabil. Dia mengungkapkan bahwa kondisi itu membuat sejumlah orang menjadi gugup dan paranoid namun tetap berupaya untuk menghibur diri. "Kami mulai terbiasa dengan perang dan kami berharap kami akan segera memenangkan perdamaian," ucapnya.

Yurchenko juga menyebutkan bahwa sekolah-sekolah di Kharkiv ditutup dan rumah sakit pindah di tempat-tempat penampungan, serta ada antrean di bank darah karena orang-orang ingin menyumbang darah. Toko-toko sebagian besar tutup, tetapi mengumumkan kapan mereka akan buka.

Baca Juga


BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler