Lewat Lagu, Tulus Ingin Sajikan Bahasa Indonesia yang Elegan

Tulus merilis album Manusia berisi 10 lagu pada Jumat (4/3/2022).

Dok. TulusCompany
Musisi Tulus merilis album terbaru berjudul Manusia yang sepenuhnya berbahasa Indonesia.
Rep: Shelbi Asrianti Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hampir semua lagu karya musisi Tulus menggunakan bahasa Indonesia. Tidak terkecuali 10 tembang yang ada di album studio kelima Tulus, Manusia, yang baru saja dirilis untuk khalayak.

"Album Manusia, yang dikedepankan adalah bahasa Indonesia dengan segala bentuk keeleganannya," kata Tulus pada konferensi pers virtual, Jumat (4/3/2022).

Bukan berarti Tulus tidak pernah menulis lagu dalam bahasa asing. Tembang "Sepatu" yang termuat di album Gajah pernah dialihbahasakan ke bahasa Jepang dan diedarkan di negara tersebut dengan judul "Kutsu".

Menurut Tulus, eksplorasi bahasa dalam penulisan lagu sangat menyenangkan. Dia senang menggunakan bahasa Indonesia, namun tidak menutup diri untuk merilis karya dalam bahasa lain.

Olah kata dalam lirik lagu di album Manusia diakui Tulus semakin matang. Penerima penghargaan AMI Awards 2019 kategori penyanyi solo pria/wanita urban terbaik itu juga memuat pesan lain lewat lagu-lagunya.

Tulus hendak mengobarkan semangat menjaga jiwa muda di tengah dinamika hati dan rasa. Sang musisi juga melontarkan pertanyaan tentang hidup, apresiasi diri, dan ragam emosi dalam merayakan kehidupan.

Teknik bernyanyi Tulus di beberapa lagu dalam album //Manusia// ikut berkembang. Lirik pada sejumlah lagu lebih 'rapat' sehingga selipan melodinya pun lumayan kompleks apabila dibandingkan dengan lagu-lagu terdahulu.

Baca Juga


Menurut Tulus, pengembangan teknik bernyanyi tidak hanya "bakat", tetapi bisa dipelajari. Dia pun menyoroti bahwa itu juga hasil dari perjalanan bermusiknya selama lebih dari 10 tahun berkarya.

Tulus merilis album debutnya pada 2011. Dia menyampaikan proses kreatifnya dalam menulis lirik lagu. Sebelum beranjak dari melodi, Tulus biasanya sudah terpikir sebuah cerita di kepala.

Dia mengembangkan satu ide kalimat yang dikembangkan menjadi sebentuk cerita, semacam cerita pendek. Dari cerita pendek itu, dipersingkat lagi menjadi lirik serupa puisi, baru dimelodikan.

"Saya tidak terlalu baik di penguasaan teknis eksplorasi dalam konteks berbahasa, tapi lebih ke mengolah pikir, mengasah sensitivitas kepenulisan tiap kali ingin menulis lagu," ujarnya rendah hati.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler