China Janjikan Insentif Baru untuk Kurangi Polusi dan Emisi Karbon
Dalam laporan kerja pemerintah, China janjikan insentif baru untuk kurangi polusi.
REPUBLIKA.CO.ID, SHANGHAI -- China akan memperkenalkan insentif baru untuk mengurangi polusi dan emisi karbon serta menghilangkan pembatasan kebijakan. Kabar itu disampaikan Perdana Menteri Li Keqiang dalam laporan kerja pemerintah yang dirilis menjelang dimulainya sesi tahunan parlemen pada Sabtu (5/3/2022).
Komitmen lingkungan China telah mendapat sorotan tahun ini saat negara itu mencoba menopang pertumbuhan dan mengurangi dampak kebijakan pengendalian Covid-19 yang ketat pada ekonomi dan rantai pasokannya. Presiden Xi Jinping mengatakan dalam sebuah pidato pada Januari bahwa tujuan rendah karbon yang ambisius di negara itu tidak boleh mengorbankan ketahanan energi dan pangan atau "kehidupan normal" orang-orang biasa.
Laporan kerja itu mencatat bahwa stabilitas, perluasan permintaan domestik dan ketahanan pangan dan energi akan tetap menjadi prioritas utama pada 2022. Laporan itu mengatakan China akan "bekerja lebih keras" untuk membuat penggunaan batu bara lebih bersih dan lebih efisien, memperbarui pembangkit listrik tenaga batu bara agar lebih efisien, dan meningkatkan kapasitas jaringan untuk menyerap daya yang dihasilkan oleh sumber terbarukan.
Menurut laporan tersebut, upaya untuk mengurangi konsumsi batu bara dan membawa emisi ke tingkat maksimum akan dilakukan dengan "cara yang tertata dengan baik". China juga akan mengambil tindakan yang lebih kuat untuk menangani polusi di sungai-sungai besar, danau, dan teluk dan meningkatkan daur ulang.
Kelompok-kelompok lingkungan telah menyatakan keprihatinan bahwa ketakutan tentang ekonomi akan membuat China mundur dari komitmen lingkungannya. Tidak ada target tahunan untuk intensitas energi --jumlah yang dikonsumsi per unit Produk Domestik Bruto-- dalam laporan Sabtu.
Laporan itu juga mengatakan China tidak akan memasukkan proyek-proyek besar nasional dalam target pengendalian konsumsi energi negara.