Telepon Putin, Erdogan Minta Rusia Setop Perang di Ukraina
Turki menawarkan diri menjadi tuan rumah pembicaran damai antara Rusia dan Ukraina.
REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan akan melakukan kontak dengan Presiden Rusia Vladimir Putin pada Ahad (6/3/2022). Seorang juru bicara Erdogan mengatakan presiden Turki tersebut akan meminta Putin untuk menghentikan invasi di Ukraina.
Turki berbagi perbatasan laut dengan Ukraina dan Rusia di Laut Hitam. Turki memilik hubungan yang baik dengan keduanya.
Ankara menentang sanksi terhadap Moskow. Akan tetapi, Turki juga tidak dapat menerima invasi yang dilakukan Rusia ke Ukraina dan menyerukan gencatan senjata. Turki juga menawarkan diri menjadi tuan rumah pembicaran damai.
Berbicara kepada wartawan di Istanbul, juru bicara kepresidenan Ibrahim Kalin mengatakan Erdogan akan mengulangi penawaran itu pada pembicaraan Ahad. Dia akan meminta Putin untuk memberikan kesempatan gencatan senjata dan membantu menyiapkan koridor bagi evakuasi warga sipil.
"Kami fokus pada langkah yang dapat kami ambil untuk membawa kedua negara ke meja perundingan dan untuk meyakinkan Rusia (untuk berhenti menyerang)," kat Kalin.
Kalin juga mengulangi kritik Ankara terhadap sanksi yang dijatuhkan banyak negara terhadap Rusia sejak invasi. Ia mengatakan tindakan itu harus ditujukan untuk menghentikan perang.
"Kami tidak memiliki rencana untuk memberikan sanksi. Kami tidak ingin didorong ke posisi di mana kami menjadi pihak dalam perang. Kami harus dapat berbicara dengan kedua pihak," katanya.
Turki telah menjalin kerja sama yang erat dengan Rusia di bidang pertahanan, energi dan perdagangan. Negara ini juga sangat bergantung pada turis Rusia.
Akan tetapi, negara itu juga telah menjual drone ke Kyiv yang membuat marah Moskow. Turki juga menentang kebijakan Rusia di Suriah, Libya, dan aneksasi Krimea pada tahun 2014.
Ankara mengatakan ingin mempertemukan para menteri luar negeri dari Ukraina dan Rusia untuk pembicaraan di forum diplomasi minggu depan di Turki selatan. Baik Ukraina dan Rusia telah menyuarakan keterbukaan untuk pembicaraan semacam itu.
Erdogan, yang sering memuji hubungannya dengan Putin, terakhir berbicara dengan pemimpin Rusia itu pada 23 Februari, sehari sebelum Moskow meluncurkan apa yang disebut dengan "operasi khusus" di Ukraina.