Nokia Mundur dari Persaingan Ponsel Utama
HMD akan fokus pada bisnis intinya, yaitu smartphone entry-level dan mid-range.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Pemilik Lisensi Ponsel Nokia HMD Global dinilai terlalu memaksakan diri dengan mencoba meluncurkan ponsel di semua kategori harga. Alhasil, HMD membuat pilihan sulit untuk keluar dari persaingan ponsel utama.
“Membuat ponsel seharga 800 dolar AS tidak masuk akal bagi kami saat ini,” kata Kepala Pemasaran Produk Global HMD Adam Ferguson kepada Android Authority dalam sebuah wawancara.
Pada tahun 2019, Nokia 9 PureView diluncurkan dan merupakan upaya untuk mengembalikan merek ke pasar ponsel kamera premium yang pernah dikuasainya. Sayangnya, PureView baru tidak diterima dengan baik. Tidak ada keunggulan Nokia yang datang sejak PureView.
Saat ini, HMD akan fokus pada bisnis intinya, yaitu smartphone entry-level dan mid-range serta ponsel berfitur. HMD ingin ponsel Nokia dikenal sebagai perangkat yang dapat digunakan selama beberapa tahun, memiliki daya tahan baterai hingga beberapa hari, dan hadir dengan harga yang terjangkau.
Strategi baru telah berhasil dan perusahaan merayakan tahun penuh pertama laba operasional. Bahkan, sejak kuartal ketiga (Q3) 2021 dan kuartal keempat (Q4) 2021 adalah kuartal yang paling menguntungkan dalam sejarah singkat perusahaan.
HMD memiliki rencana untuk tumbuh dan ingin menjadi pemimpin pasar untuk smartphone prabayar di AS pada akhir tahun ini. Langkah lain adalah memecah layanan menjadi divisi terpisah yang akan fokus pada pengguna bisnis.
Dari sana, perlahan-lahan HMD akan membangun bisnisnya dengan cara yang masuk akal dan mendukung bisnis inti. Mungkin suatu saat itu akan termasuk kembali bersaing tetapi mungkin juga tidak.
Dilansir GSMArena, Selasa (8/3), HTC yang dulu masih menunjukkan tanda-tanda kehidupan dengan rilis produk sesekali, tetapi kini sudah tidak lagi terlihat produk barunya. LG terus mencoba selama bertahun-tahun, tetapi akhirnya menyerah dan berhenti membuat ponsel sama sekali. Sedangkan Sony masih membuat ponsel, tetapi pada titik ini mereka lebih berfokus pada aksesori untuk kamera mirrorless Sony daripada bisnis independen.
Mencoba bersaing di segmen unggulan memang sulit, terutama bagi perusahaan kecil yang kesulitan mengamankan komponen penting di saat kelangkaan silikon. Bagaimanapun, tetap berharap pada keberuntungan HMD karena jumlah merek smartphone yang dapat dipilih pengguna telah menyusut sedikit belakangan ini dan memasuki pasar itu sulit.