Waspada Obesitas pada Kaum Dewasa Muda
Obesitas adalah masalah kesehatan masyarakat.
REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA — Masyarakat kelompok usia dewasa muda dinilai berpotensi mengalami obesitas karena terjadinya perubahan aktivitas fisik. Selain itu, terjadi peningkatan konsumsi makanan tinggi kalori dengan kandungan gula, garam, dan lemak (GGL) tinggi.
Plt Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM), Kementerian Kesehatan RI dr Elvieda Sariwati MEpid mengatakan perubahan gaya hidup selama pandemi seperti konsumsi GGL berlebih dan berkurangnya aktivitas fisik berpotensi meningkatkan risiko obesitas. Padahal, obesitas dapat meningkatkan risiko komplikasi penyakit tidak menular seperti diabetes, penyakit jantung, dan hipertensi.
“Masyarakat yang mengalami obesitas diketahui memiliki risiko diabetes yang lebih tinggi sebesar delapan kali lipat,” kata dr Elvieda dalam siaran pers Nutrifood, belum lama ini.
Selain diabetes, obesitas juga berkaitan dengan peningkatan risiko hipertensi hingga lima kali lipat dan risiko penyakit jantung hingga dua kali lipat.
Hal ini tentunya perlu diwaspadai karena prevalensi penyakit-penyakit kronis ini di Indonesia terus meningkat, yaitu 10,8 persen untuk diabetes, 34,1 persen untuk hipertensi berdasarkan hasil pengukuran, dan 1,5 persen penyakit jantung berdasarkan diagnosis dokter.
Elvieda menambahkan obesitas, diabetes, penyakit jantung, dan hipertensi juga merupakan faktor komorbid Covid-19, yang dapat meningkatkan risiko tingkat keparahan serta kematian saat terpapar virus. Maka dari itu, penting untuk menjaga pola makan sehat dan memperhatikan asupan gula sehari-hari. Berikut juga rutin beraktivitas fisik, lakukan deteksi dini sejak usia dewasa muda untuk investasi kesehatan jangka panjang dan berkualitas.
Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar, prevalensi obesitas untuk usia 18 tahun ke atas meningkat dari 14,8 persen di tahun 2013 menjadi 21,8 persen di 2018. Kondisi ini diperburuk dengan meningkatnya kebiasaan masyarakat dalam mengonsumsi makanan yang tidak sehat sejak pandemi.