Dinilai Bebani Masyarakat, Kudus Larang Penjualan Minyak Goreng Model Paket

Pedagang di Kudus dilarang jual minyak goreng dalam bentuk paket.

ANTARA/Yusuf Nugroho
Warga membeli minyak goreng kemasan di salah satu pusat perbelanjaan di Kudus, Jawa Tengah, Rabu (19/1/2022). Pedagang di Kudus diminta tidak menjual minyak goreng dengan model paket bersama komoditas lain.
Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, KUDUS -- Dinas Perdagangan Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, melarang pedagang di pasar tradisional maupun pasar modern menjual minyak goreng dalam bentuk paket dengan komoditas lain. Sebab, itu akan membebani masyarakat yang sedang membutuhkan minyak goreng.

Baca Juga


"Beberapa toko modern yang sebelumnya dikabarkan menjual model paket sudah kami datangi, termasuk toko lainnya. Mereka kami minta tidak menerapkan cara seperti itu lagi," kata Kepala Dinas Perdagangan Kabupaten Kudus Sudiharti di Kudus, Kamis (10/3/2022).

Sudiharti mempersilakan masyarakat yang masih menemukan ada toko sembako atau toko modern yang menjual minyak goreng dipaket dengan komoditas lain untuk melaporkannya ke Dinas Perdagangan Kudus agar dapat ditindaklanjuti. Meskipun tidak bisa memberikan sanksi, pihaknya akan memberikan pembinaan agar hal serupa tidak dilakukan karena membebani masyarakat.

Sudiharti menyebut, barang yang menjadi paket pembelian belum tentu dibutuhkan masyarakat. Berdasarkan pantauan di beberapa toko yang menyediakan minyak goreng satu liter dengan harga Rp14 ribu memang menerapkan pembelian paket dengan komoditas lain, seperti detergen cair seharga Rp 6.000, tepung, atau margarin.

Bahkan, toko modern pun ada yang mewajibkan konsumen yang hendak membeli minyak goreng dengan harga eceran tertinggi (HET) Rp 14 ribu berbelanja komoditas lain terlebih dahulu. Solikatun, salah satu pedagang sembako di pasar tradisional Kudus, mengakui terpaksa menjual minyak goreng dengan paket komoditas lain karena mendapatkan minyak goreng dengan HET juga harus belanja tepung dan margarin.

"Jika pembeli enggan beli produk lainnya, maka harganya dinaikkan menjadi Rp 15 ribu per liter karena saya juga menanggung beban untuk dua produk yang kurang begitu diminati masyarakat," ujarnya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler