Korsel Yakin Korut akan Segera Luncurkan Rudal Antarbenua

Korsel yakin Korut akan uji coba rudal balistik antarbenua atau ICBM

Korean Central News Agency/Korea News Service
Foto yang disediakan oleh pemerintah Korea Utara menunjukkan pelepasan tembakan rudal pemandu taktis, Senin (17/1/2022).
Rep: Lintar Satria Red: Esthi Maharani

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL  — Kantor kepresidenan Korea Selatan (Korsel) yakin Korea Utara (Korut) dapat melakukan uji coba rudal balistik antarbenua (ICBM) paling cepat Senin (14/3/2022) ini. Hal ini dilaporkan media Korsel yang mengutip sumber yang tak disebutkan identitasnya.

Ketegangan di semenanjung Korea semakin memanas di tengah adanya tanda-tanda Pyongyang segera meningkatkan ancaman dengan memulai kembali uji coba ICBM. Langkah ini dinilai melanggar moratorium tahun 2017 yang mereka terapkan sendiri.

Presiden Moon Jae-in yang akan segera turun memberitahu Presiden terpilih Yoon Suk-yeol bahwa uji coba ICBM Korut sudah dekat. Surat kabar Chosun Ilbo melaporkan tidak mengejutkan bila uji coba itu dilakukan pada Senin ini.

Dalam laporannya Chonsun Ilbo mengatakan Sabtu (12/3/2022) lalu penasihat keamanan nasional Moon, Suh Hoon memberi pengarahan pada Yoon tentang berbagai kebijakan luar negeri dan keamanan. Surat kabar itu mengutip sumber yang tidak disebutkan namanya.

"Ini sangat dekat maka tidak mengejutkan bila mereka menembakkannya pada Senin, kami menanggapi situasi ini dengan serius," kata Suh seperti dikutip Chonsun Ilbo.

Menanggapi laporan Chosun Ilbo, juru bicara kantor Kepresidenan Korsel mengatakan Suh telah memberi pengarahan mengenai langkah Korut terbaru pada Yoon. Termasuk peluncuran rudal dan krisis Ukraina serta berbagai isu lainnya.

Juru bicara Yoon, Kim Eun-hye mengatakan presiden terpilih dapat menghadiri banyak pertemuan tertutup. Tapi ia tidak mengkonfirmasi detail isu-isu keamanan.

Dalam pernyataan gabungan Jumat (11/3/2022) kemarin, Amerika Serikat (AS) dan Korsel mengatakan di dua peluncuran rudal terakhir, Korut menggunakan ICBM terbesar. Korut menutupi uji coba itu dengan menyebutnya sebagai persiapan peluncuran satelit.

Sistem rudal yang dikenal Hwangsong-17 diungkapkan pada parade militer di Pyongyang 2020 lalu. Lalu muncul kembali di pameran pertahanan Oktober 2021.

Yoon yang terpilih pekan lalu sudah memberi sinyal akan mengambil sikap yang lebih tegas pada Pyongyang. Sambil tetap membuka pintu negosiasi denuklirisasi semenanjung Korea yang masih buntu hingga saat ini.

Ia pernah mengatakan serangan lebih dulu mungkin diperlukan untuk menangkal serangan rudal Korut. Yoon juga berjanji untuk membeli lebih banyak interceptor (penghalau) rudal THAAD dari AS.

Sebelum pemilihan Yoon memperingatkan "komunitas internasional akan memberikan tekanan yang lebih kuat bila Korut menembakan ICBM yang ditutupi dengan peluncuran satelit." Ia menolak memberikan pernyataan tambahan pada Ahad kemarin.

Baca Juga


sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler