Pengalaman Autentik Gurun Saudi di Rakayb Jubbah
Kota Jubbah masuk dalam daftar warisan kuno UNESCO.
REPUBLIKA.CO.ID, JEDDAH -- Kota Jubbah di barat laut Saudi merupakan tempat keempat di Kerajaan yang dimasukkan dalam Daftar Situs Warisan Dunia UNESCO.
Lokasi kuno ini, dengan bukit pasirnya yang spektakuler dan lanskap berpasirnya, ditawarkan kepada para pelancong petualang sebagai pintu gerbang menuju gurun. Cagar Alam Kerajaan Raja Salman, yang terbesar di negara ini dan terbesar keempat di dunia, menawarkan pengalaman gurun yang mendalam seluas 130.700 kilometer persegi.
Rakayb Jubbah, yang dimulai pada 24 Februari dan berlanjut hingga 19 Maret, memungkinkan pengunjung berusia 18 tahun ke atas untuk merasakan gaya hidup asli Badui. Program ini memiliki empat perjalanan, dengan setiap perjalanan berlangsung selama tiga hari.
"Petualangan gurun yang dialami orang zaman dulu untuk bertahan hidup dan mencari sumber air, kini telah menjadi perjalanan yang mengarah ke momen rekreasi di padang pasir," tulis cagar alam tersebut dalam akun Twitter resminya awal bulan ini, dikutip di Arab News, Selasa (15/3).
Seorang pembawa acara radio dan TV Saudi, Ebtisam Azzam, adalah salah satu dari 20 orang yang ikut dalam perjalanan pertama. Ia menyebut Rakayb Jubbah sebagai sebuah petualangan sekaligus perjalanan yang unik dan aneh.
“Ini adalah perpaduan hiburan dan harmoni di dalam Cagar Alam Raja Salman di gurun Nafud. Dahulu, orang biasa menunggangi unta untuk mencari sumber air, berdagang dan bepergian. Sekarang, kami mengalami perjalanan yang sama tetapi untuk bersantai, tempat di mana Anda menemukan pengasingan dan kejernihan mental,” ujarnya.
Petualangannya meliputi trekking di punggung unta sejauh 20 kilometer selama enam jam, sebuah simulasi karavan unta dari masa lalu. Perjalanan ini mengharuskan peserta memiliki kebugaran tingkat menengah.
Ia menggambarkan unta sebagai salah satu makhluk terbesar, dimana ada hubungan nyata antara unta dan pemiliknya. Bagai cerita lain, unta memahami suara atau tanda yang dibuat pemiliknya, dan semua pengalaman yang ia rasakan adalah hal yang spektakuler.
"Hanya dengan melihat unta dapat membuat Anda mengetahui sesuatu tentang diri Anda sendiri. Butuh waktu untuk membuat unta akrab dengan orang baru dan saya pikir saya sedang memahaminya," lanjut dia.
Perjalanan dan petualangan Safari mengharuskan para pelancong untuk diperlengkapi dengan baik, serta mengenakan pakaian yang sesuai dengan alam dan suasana tempat yang mereka tuju.
Perjalanan ini bertujuan untuk memperkenalkan kegiatan yang akan membantu pengunjung lebih memahami tentang alam dan elemen pariwisata cagar alam. Hal lain yang ingin diraih dari petualangan ini adalah mengaktifkan ekowisata, karena orang akan belajar tentang nyanyian Salam, tarian cerita rakyat, maupun aspek lain dari warisan daerah tersebut.
Pengunjung juga dihadapkan pada cara hidup berdampingan dengan lingkungan gurun dan belajar tentang tanaman langka di cagar alam seperti talha, ghada dan arfaj, selain berurusan dengan unta.
Daerah ini memiliki sejarah yang membentang ribuan tahun dan penuh dengan sisa-sisa dari masa lalu, termasuk lebih dari 4.000 gambar dan prasasti Thamudic.
Seorang musafir Saudi yang telah mengunjungi lebih dari 45 negara, Abdulaziz Al-Damkh, juga ikut dalam perjalanan tersebut. Ia menyebut perjalanan itu melebihi harapannya, utamanya dalam hal pengorganisasian, acara tambahan, langkah-langkah keamanan dan semangat tim yang luar biasa.
Al-Damkh mengatakan meski dia adalah seorang petualang besar, ini adalah pengalaman pertamanya naik unta selama enam jam. Ia menggambarkan dua jam pertama perjalanan sangat melelahkan, karena beberapa peserta belum merasakan pengalaman seperti itu. Tetapi akhirnya semua berjalan dengan baik.
“Saya orang Saudi dan saya lahir di Saudi. Unta adalah bagian dari budaya saya, tetapi ini adalah pertama kalinya saya merasakan bagaimana rasanya perjalanan jauh. Perjalanan seperti itu seharusnya sudah terjadi sejak lama," ujar dia.
Orang-orang yang ikut di perjalanan pertama ini berasal dari berbagai latar belakang, termasuk pengunjung dari Spanyol, AS dan Tunisia. Perjalanan itu diselenggarakan oleh Pangaea, sebuah perusahaan Saudi yang menawarkan kegiatan di luar ruangan.
Setiap perjalanan diikuti oleh 20 peserta dengan biaya 2,000 riyal Saudi per orang. Perjalanan ini termasuk berkemah, melihat bintang dan mencoba makanan tradisional Saudi.