Pengamat Temukan Asteroid 2 Jam Sebelum Menabrak Bumi
Asteroid kemungkinan mendarat di lepas pantai Islandia.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pada 11 Maret, sebuah asteroid setinggi 3 meter terlihat dan menembus atmosfer Bumi. Asteroid ini kemungkinan mendarat di lepas pantai Islandia.
Asteroid itu unik karena hanya ditemukan dua jam sebelum bertabrakan dengan Bumi. Ini menjadikannya asteroid kelima yang ditemukan sebelum bertabrakan dengan planet ini.
Akun lokal dari Islandia mengklaim bola api besar melintas di atas kepala. Namun, tidak pasti apakah asteroid itu benar-benar menabrak air atau pecah di atmosfer. Pusat koordinasi objek dekat bumi Badan Antariksa Eropa (ESA) saat ini sedang mencari rekaman asteroid, meskipun mereka mengatakan itu tidak mungkin karena lokasinya yang terpencil.
Krisztián Sárneczky dari observatorium Hungaria membuat penemuan ini dengan menunjukkan sebuah "objek yang terang dan bergerak cepat" di langit malam. Sar2593 adalah nama objek tersebut dan kemungkinan dampaknya diperkirakan kurang dari 1 persen.
Namun, setelah klasifikasi itu, sistem otomatis mendeteksi bahwa Sar2593 akan memiliki peluang 100 persen untuk berdampak di suatu tempat di dekat Irlandia Utara. Segera, para astronom dari seluruh dunia mulai mencoba melacak objek tersebut, yang bukan tugas sederhana mengingat kecepatannya 18,5 kilometer per detik dan jaraknya dengan Bumi.
Objek itu diyakini telah bertabrakan dengan Bumi antara pukul 21:21 dan 21:25 UTC jika berhasil melewati atmosfer sebelum terbakar. Saat ini tidak ada bukti pasti bahwa asteroid itu mendarat. Namun, ada laporan tentang hantaman besar-besaran di lepas pantai Islandia yang bisa jadi lebih dari sekadar kebetulan.
Islandia dan Greenland mendeteksi sinyal yang berasal dari tumbukan asteroid dengan pelepasan energi 2 hingga 3 kiloton TNT. Sebagai perbandingan, ledakan Halifax (ledakan non-nuklir terbesar dalam sejarah) sebanding dengan 2,9 kiloton TNT, ini menunjukkan asteroid berdiameter 3 hingga 4 meter bertabrakan dengan air di dekatnya.
Terik melalui atmosfer dengan kecepatan itu akan memiliki efek destruktif pada asteroid, dengan bongkahan sejumlah besar pecah dan menguap. Ini sering terlihat sebagai kilatan cahaya besar yang disebut bola api karena gesekan dengan udara memecah asteroid.
ESA sekarang meminta kepada siapa saja yang mungkin telah melihat asteroid untuk mengirimkan rekaman mereka.