Inovasi Mata Hati Sleman Tuai Apresiasi
Remaja yang mengalami masalah kesehatan mental yang semakin meningkat sejak pandemi.
REPUBLIKA.CO.ID,SLEMAN -- Program Mata Hati yang dikembangkan Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman merupakan inovasi kesehatan jiwa berupa telekonsultasi daring ramah remaja yang komprehensif. Meliputi usaha promotif, preventif, kuratif sampai rehabilitatif.
Mata Hati bermitra dengan Unala dari Siklus Indonesia, dan merupakan salah satu strategi mendekatkan layanan psikologi kepada masyarakat. Khususnya, remaja yang mengalami masalah kesehatan mental yang semakin meningkat sejak pandemi Covid-19.
Hal itu disampaikan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman, Cahya Purnama, saat menerima kunjungan kerja implementasi Better Reproductive Health and Right for All in Indonesia (Berani). Kerja sama UNFPA, Pemerintah Kanada dan Bappenas.
"Pandemi Covid-19 dan meningkatnya masalah kesehatan jiwa mendorong kami untuk segera meluncurkan strategi baru, agar masyarakat bisa tetap mengakses layanan psikologi tanpa harus tatap muka," kata Cahya, Kamis (17/3/2022).
Mata Hati mendapatkan beragam tanggapan positif dari berbagai elemen. Mulai dari Kementrian Kesehatan, UNFPA yang merupakan badan PBB untuk kesehatan reproduksi dan seksual, Yayasan Siklus Indonesia dan perwakilan-perwakilan Kedubes Kanada.
Senior International Assistance Officer Kedubes Kanada, Novi Anggriani menilai, program ini sangat bagus. Ia mengaku tidak menyangka, layanan kesehatan mental di Sleman sudah diintegrasi ke semua program kesehatan sesuai siklus kehidupan.
Maka itu, ia berpendapat, ini merupakan satu pembelajaran yang sangat menarik untuk dapat mereka sampaikan ke Ottawa. Apalagi, lanjut Novi, Pemerintah Kanada menaruh konsen besar terhadap kesehatan mental, terutama sejak pandemi Covid-19.
"Kami tidak menyangka Sleman sangat konsisten sejak 2006 sampai sekarang," ujar Novi.
Senada, Programme Analyst Youth & ASRH dari UNFPA untuk Indonesia, dr Margaretha merasa, Mata Hati bukti kalau Sleman sangat peduli. Baik kepada hak-hak remaja, perempuan dan anak, mendapatkan pelayanan yang berkualitas serta komprehensif.
"Dengan memperhatikan aspek kesehatan jiwa sebagai satu kesatuan definisi sehat menurut WHO," kata Margaretha.
Dari Ditjen Kesga Gizi Kemenkes, dr Inti, menyampaikan apresiasi tinggi kepada Dinkes Sleman. Yang mana, telah mengembangkan program kesehatan jiwa di layanan primer secara komprehensif. Ini jadi usaha mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan.
"Sekali lagi selamat dan akan kami bawa untuk disampaikan di tingkat nasional," ujar Inti.