Kecam Invasi Rusia, Hilary Duff Doakan Putin Kesepian, Tersiksa, dan Berasa Hampa
Hilary Duff harap Presiden Rusia Vladimir Putin kesepian, tersiksa, dan berasa hampa.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aktris Amerika Hilary Duff menyesalkan operasi militer yang dilakukan Rusia terhadap Ukraina. Dia mengecam Presiden Rusia Vladimir Putin atas invasi yang dilakukan.
"Saya harap dia kesepian dan tersiksa dan berasa hampa," tulis aktris Lizzie McGuire itu dalam sebuah unggahan di Instagram, seperti dilansir dari Fox News, Sabtu (19/3/202).
Duff mengunggah foto-foto yang menunjukkan orang-orang tengah menangis di wilayah operasi militer. Duff menulis bahwa uang tidak membuat orang bahagia.
Uang bisa saja membuat hidup lebih mudah, tetapi satu-satunya harapan Duff adalah rahmat Tuhan. Dia berharap hidup Putin menyedihkan.
“Menonton berita itu (invasi) menyiksa. Saya tidak bisa membayangkan hari demi hari kenyataan ini. Ketakutan. Kehilangan. Kehilangan semua yang Anda cintai dan telah bekerja keras. Berpisah dari keluarga Anda atau menyaksikan mereka mati. Tidak bisa membaringkan mereka untuk beristirahat selamanya. Tidak ada keamanan. Tidak ada makanan," tulisnya.
Duff juga menyebut dalam keterangan unggahannya bahwa rakyat Ukraina memiliki kebanggaan dan kekuatan. Ibu tiga anak tersebut menyesalkan bahwa dia sekarang juga mendengar tentang perdagangan manusia yang menjadi masalah bagi perempuan serta anak-anak yang melarikan diri dari negara konflik.
"Saya hanya sedih memikirkan hal ini. Melarikan diri dari neraka ke neraka lainnya," tulis Duff.
Selain itu, Duff juga bertanya kepada para followers Instagram-nya tentang mengapa dan bagaimana dunia bisa seperti ini. "Bagaimana manusia bisa melakukan hal ini satu sama lain?"
Duff juga mengaku merasa "tidak berdaya dan patah hati serta marah", tetapi ingin berbagi pemikirannya dengan dunia. Pemain How I Met Your Father juga prihatin terhadap warga Rusia yang mungkin banyak tidak sepakat soal invasi.
"Saya bisa tidak membayangkan mereka ingin terlibat dalam hal ini," ujarnya.
Akibat invasi Rusia, sekitar 3,3 juta orang telah meninggalkan Ukraina, sementara 6,5 juta lainnya telah meninggalkan rumah mereka ke bagian lain negara itu, menurut PBB. Jumlah korban tewas masih belum jelas dan sejumlah pemimpin dunia berharap konflik segera berakhir.