Kota Solo Mulai Proyek Revitalisasi Objek Wisata

Objek wisata Solo yang direvitalisasi salah satunya di kawasan Gatot Subroto

ANTARA/Maulana Surya
Warga bermain di area taman kawasan proyek Pintu Air Demangan Baru, Kampung Sewu, Jebres, Solo, Jawa Tengah, Ahad (16/1/2022). Proyek pintu air yang dikerjakan Kementerian PUPR bersama Pemerintah Kota Solo dengan anggaran Rp70 miliar itu nantinya selain berfungsi sebagai pengendali banjir Kali Pepe dan Sungai Bengawan Solo juga dimanfaatkan untuk tujuan wisata.
Red: Nur Aini

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Kota Solo segera memulai sejumlah proyek revitalisasi objek wisata untuk meningkatkan angka kunjungan wisatawan baik dari dalam maupun luar kota, salah satunya di Kawasan Gatot Subroto.

Baca Juga


"Untuk kawasan Gatot Subroto ini mau proses tender, nanti saya bocori fotonya, target pengerjaan segera," kata Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka di Solo, Senin (21/3/2022).

Terkait penataan kawasan Gatot Subroto dan Ngarsopuro tersebut, dikatakannya, akan dilakukan revitalisasi secara minimalis namun tetap menarik untuk dikunjungi.

"Nanti yang kami kuatkan konten yang ada di situ. Jadi nanti ada panggung terbuka dan ada tempat untuk UMKM, kami kuatkan di konten. Jadi bukan hanya bangunan fisik tetapi kami juga melibatkan para seniman yang ada di Solo," katanya.

Meski demikian, pihaknya masih enggan memberikan keterangan terkait dengan anggaran yang disiapkan untuk penataan kawasan tersebut. Selanjutnya, proyek revitalisasi lain yang juga akan dikerjakan dalam waktu dekat adalah penataan Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ) Surakarta, yakni revitalisasi fase pertama.

"Untuk (fase pertama) ini tidak perlu melakukan penutupan jalan. (Targetnya) nanti bulan Desember kita bisa menikmati Jurug yang baru untuk fase satu," katanya.

Ia mengatakan sejauh ini proyek penataan sejumlah sudut Kota Solo sudah sesuai dengan jadwal.

"Kemarin kan waktu saya sakit dua minggu itu semuanya via Zoom, semua on track," katanya.

Sementara itu, mengenai penataan TSTJ, tepatnya pada pertengahan bulan Februari lalu Gibran sudah bertemu dengan investor yang akan merevitalisasi lembaga konservasi tersebut.

Direktur Taman Safari Indonesia Hans Manansang mengatakan untuk gambaran awalnya akan menjadikan TSTJ sebagai sebuah pengalaman yang bercerita.

"Jadi tidak sekadar kebun binatang, harus jadi kebun binatang yang modern sehingga orang masuk bisa merasakan satwa seperti di habitat aslinya. Ada edukasi juga, kita bisa belajar tentang satwa itu, kita bisa melihat sifat satwa seperti saat dilakukan di alam, kita tidak merasa seperti di tempat tertutup," katanya.

Ia mengatakan untuk nilai investasi masih belum dapat dipastikan. Meski demikian, diperkirakan akan menelan anggaran lebih dari Rp20 miliar. Menurut dia, untuk pembangunan akan dilakukan secara bertahap.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler