Vladimir Putin Disebut Alami 'Moon Face', Efek Samping Pengobatan Kanker Kolorektal?

Presiden Rusia Vladimir Putin diduga mengidap kanker kolorektal.

Alexei Nikolsky, Sputnik, Kremlin Pool Photo
Presiden Rusia, Vladimir Putin. Seorang dokter mempertanyakan wajah Putin yang tampak bengkak dan membulat lalu menghubungkannya dengan moon face. Kondisi itu bisa terkait dengan efek samping pengobatan kanker.
Rep: Desy Susilawati Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wajah moon face Vladimir Putin membuat kabar bahwa presiden Rusia itu mengidap kanker usus stadium akhir semakin santer. Gangguan kesehatan itu disebut membuat kesehatan Putin memburuk dan akhirnya membuatnya jarang tersenyum karena menahan sakit.

Konon, dalam pengobatan kankernya, Putin mendapatkan resep kortikosteroid, versi buatan dari hormon yang digunakan tubuh kita untuk mengatur berbagai fungsi termasuk respons imun, peradangan, dan metabolisme. Pasien kanker dapat menerima berbagai manfaat dari kortikosteroid.

Untuk beberapa jenis kanker, kortikosteroid merupakan bagian dari program pengobatan utamanya. Kortikosteroid juga efektif untuk mengurangi mual dan muntah yang disebabkan oleh perawatan kemoterapi.

Baca Juga


Selain itu, kortikosteroid juga mengurangi kelelahan yang berhubungan dengan kanker. Penelitian juga menunjukkan bahwa khusus untuk pasien kanker usus, steroid dapat mengurangi peradangan dan membantu meringankan gangguan usus.

Steroid, mampu menyebabkan perubahan suasana hati yang signifikan alias "roid rage" dalam bahasa sehari-hari. Sementara itu, penumpukan cairan yang menyebabkan pembengkakan pada ekstremitas dan wajah dikenal sebagai moon face.

Analis telah mengindikasikan bahwa efek samping tersebut dapat menjelaskan mengapa wajah Putin akhir-akhir ini terlihat lebih bengkak dan bulat.Seorang dokter dan ahli bahasa tubuh dr Jack Brown pernah melemparkan dugaan itu lewat akun Twitter-nya. 

"Adakah dokter lain yang berpikir bahwa wajah Putin terlihat seperti moon face?," ujar dr Brown, seperti dilansir dari laman Express, Senin (21/3/2022).

Dr Brown menjelaskan, ada diagnosis lain yang melibatkan moon face. Sebut saja meliputi Sindrom Cushing, penggunaan kortikosteroid yang diperluas, penyebab primer vs sekunder dari peningkatan hormon adrenokortikotropik (ACTH), atau adanya tumor adrenal.

"Ini mungkin bisa menjelaskan beberapa perubahan mental-emosional Putin," tulisnya di Twitter.

Warganet mengamati, pemimpin Rusia itu terlihat jauh lebih sedikit tersenyum di foto-foto terbaru, sebuah fakta yang bisa jadi merupakan akibat dari penderitaannya karena kondisi medis Bersamaan dengan itu, sejak pandemi Covid-19 dimulai, Putin telah mematuhi jarak sosial lebih disiplin dari yang ditunjukkan oleh rekan-rekan pemimpin dunianya.

Orang-orang yang akan bertemu Putin diharuskan untuk mengisolasi diri selama dua pekan sebelum melakukan kontak dan konferensi pers bersama dengannya. Sementara itu, para pemimpin dunia lainnya duduk terpisah di hadapan Putin di ujung salah satu dari banyak meja rapatnya yang panjang.

Pemimpin lain bahkan mendapat podium yang terpisah ketika bertemu dengannya, sesuatu yang tidak biasa. Pengecualian paling mencolok untuk aturan jaga jarak tampak pada interaksi Putin dengan Presiden China Xi Jinping.

Pada upacara pembukaan Olimpiade Musim Dingin, di Beijing, pada awal Februari tahun ini, Jinping diizinkan untuk berada beberapa kaki dari Putin. Ketatnya protokol kesehatan yang diterapkan Putin memicu spekulasi bahwa dia memiliki komorbid, kemungkinan itu adalah kanker.

Penyakit serius mungkin menjelaskan percepatan dalam permainan panjang Putin sebelumnya untuk merebut tanah Ukraina yang menurutnya seharusnya menjadi milik Rusia. Menurut The News, selama debat online dengan murid di almamaternya, Portsmouth Grammar School, pakar risiko dan mantan Laksamana Muda Chris Parry mencatat bahwa Putin telah menggunakan meja yang sangat panjang ini untuk mewawancarai orang.

"Saya pikir sistem kekebalannya mungkin tertekan saat ini. Jadi, dia adalah pria yang terburu-buru," ujarnya.

Sementara itu, sumber tak dikenal di Pentagon mengatakan kepada Daily Star bahwa analis AS telah mencapai kesimpulan serupa.

"Di masa lalu kami telah melihatnya tersenyum, tetapi pada tahun 2022 cuma sedikit foto yang memperlihatkan dia tampak bahagia. Penampilannya menunjukkan dia kesakitan dan orang-orang kami mengindikasikan ekspresi marahnya kemungkinan besar karena dia kesakitan."

Sampai saat ini, Kremlin belum mengonfirmasi rumor ini. Hanya saja, dulu Rusia pernah membantah hal serupa.

Indikasi awal bahwa Presiden Rusia mungkin tidak sehat muncul pada akhir 2020. Ketika itu, sejarawan Prof Valery Solovei yang kemudian bergabung dengan Moscow State Institute of International Relations memperdebatkan gagasan bahwa Putin mungkin menderita kanker dan penyakit Parkinson.

Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan kepada Reuters pada saat itu bahwa kabar itu "tidak masuk akal". Ia memastikan bahwa "semuanya baik-baik saja dengan Putin."

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler